Acara berikutnya tak kalah seru. Tayang “Bara Elang” super short film karya Elang Nuswantara dengan pemain wakil masing-masing pasukan. Bercerita saat mereka mengalami writer’s block apa yang harus dilakukan. Beragam ekspresi lucu, haru, membuat suasana semakin cair penuh gelak tawa.
Benar-benar menghibur sekaligus memberi semangat juang para penulis yang sering patah hati karena pikiran buntu, seperti patung bernyawa di depan laptop. Film berdurasi sekitar lima menit itu pun selesai dengan baik.
Berlanjut ke sesi persembahan hiburan berikutnya, pembawaan puisi dari tiga pasukan. Sebagai penampil pertama, lima Elang Kembara -Utrujah Alesha, Tjemani Jati, Purwani Wijayanti, Siti Robi'ah, Indah Bakti- sukses dengan puisi Elang Laut karya Asrul Sani, Sejuta Rindu Melanda karya Utrujah Alesha, Lakuna karya Indah Bakti, Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono, dan Ayah Pohon Kehidupanku karya Tjemani Jati. Hening tercipta selama pembacaan puisi yang berakhir dengan tepuk tangan penuh suka cita.
Dilanjutkan penampilan Tisnawati Simowibowo dan Lemuel Matthew Malcolm Elia dari Elang Bantala Biru dengan puisi Tobat Bantala dan Renungan Bantala.
Berikutnya Elang Merah mempersembahkan, video klip Kallea Dinata yang melukis sampul buku “Rembulan dalam Pangkuan Savana” di kanvas dengan sedemikian dinamis. Manis.
Dirajut dengan tayangan video klip puisi Kidung Sunya Swargaloka karya Kirana Kejora yang dibawakan penuh keharuan oleh Leni NN.
Tak ada pesta yang usai, namun waktu membuatnya harus sementara selesai.
Demikian dengan pesta perayaan kelahiran enam buku Elang Nuswantara. Tepat pukul 13.00 WIB ditutup dengan Serenada Sastrajendra, lagu berdiksi open pemaknaan karya Hedy Rahadian dan Christine Mayavani yang jadi salah satu OST novel Seruni Niskala ini, dibawakan penuh keheningan oleh Rati Kumari dan Novi Herdiani.
Gerakan kebersamaan untuk Indonesia berliterasi dengan akar kearifan lokal ini merupakan bukti semboyan Bhinneka Tunggal Ika selamanya ada dalam darah dan tubuh putra putri bangsa NKRI tercinta.
Editor : Maryani