Ternyata, isu merger itu hanya wacana. SD sebelah pun sudah membatasi area dengan membentengi bangunan menggunakan pagar.
Padahal, kualitas staf pengajar di SD Budi Bhakti cukup memenuhi syarat. Meski jumlah murid sekolah mereka hanya 80 siswa, dari kelas I hingga kelas VI, prestasi sekolah maupun kegiatan antarsekolah di tingkat kabupaten menunjukkan pencapaian yang luar biasa.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aksi, Reaksi, dan Kreasi Masyarakat (Sikat) Cepi Cahyono menambahkan, keadaan sekolah tersebut membuat mereka akhirnya turun tangan agar dunia pendidikan lebih baik.
“Kami akan mengawal SD Budi Bakti agar mendapatkan bantuan hingga menjadi sekolah dengan bangunan yang layak,” ungkapnya.
Salah satu langkah yang akan mereka lakukan, yakni mencari informasi dan konfirmasi langsung ke Dinas Pendidikan Subang dengan mendatangi instansi terkait.
"Kepala Sekolah SD Negeri Budi Bhakti sudah mengajukan untuk alokasi dana pembangunan tahun ini. Hal itulah yang akan kami kawal terus,” pungkasnya. (*)
Editor : Maryani