Selain itu, sarana penunjang seperti toilet untuk para siswa juga rusak. Ada juga kelas yang disatukan dan hanya dibatasi sekat tripleks. Sarana perpustakaan sebagai penunjang pendidikan pun tidak ada. Ditambah lagi tak ada tembok pagar sekolah.
Keadaan sekolah yang memprihatinkan tersebutlah yang membuat kualitas sekolah menurun di mata para wali murid. Karena itu, mereka enggan memasukkan anak-anaknya ke sekolah tersebut.
Hal tersebut terlihat dari penurunan jumlah siswa saat penerimaan siswa ajaran baru sejak tiga tahun lalu. Bahkan, banyak siswa yang pindah sekolah.
"Ada isu merger antara SD Budi Bhakti dengan SD Karang Tanjung pada 2019. Ditambah kondisi bangunan di sini yang kurang memadai. Para orang tua pun akhirnya mengalihkan pendaftaran anak mereka ke SD sebelah,” tandas Nawawi.
Editor : Maryani