Ia menyampaikan bahwa pernikahan sebelum usia matang secara mental dan fisik hanya akan membawa risiko lebih besar, terutama bagi anak-anak perempuan.
Dalam konteks lokal, TGB juga mengkritisi praktik merariq yang menurutnya telah mengalami penyimpangan dari nilai asli keberanian dan tanggung jawab.
Ia menilai praktik tersebut sekarang kerap disalahgunakan dan merugikan anak-anak, menyebabkan mereka kehilangan masa depan dan hak pendidikan. Ia menyerukan agar adat tetap dijaga namun bentuknya diperbarui agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan prinsip perlindungan anak.
Ketua Majelis Dakwah PB NWDI, Dr. TGH. Abdul Aziz Husnuddu’at, Lc., M.A., dalam sambutannya menyatakan bahwa Majelis Dakwah adalah garda terdepan dalam menyampaikan risalah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Ia juga berharap agenda silaturahim ini menjadi kegiatan rutin dalam memperkuat koordinasi dan komunikasi lintas struktur dakwah NWDI. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari proses kaderisasi Majelis Dakwah NWDI yang sedang berlangsung, dengan materi penguatan fikih kontemporer, tauhid, tasawuf, dan metode dakwah yang membangun nalar kritis dan spiritualitas. Para peserta dinilai menunjukkan peningkatan kualitas dalam aspek intelektual dan kepercayaan diri seb
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait