Namun, belakangan keberadaan mereka semakin banyak dengan membawa produk mutiara asal Cina. Dengan banyaknya pedagang mutiara dari Cina yang diduga masuk ecara ilegal dinilai sangat mempengaruhi penjualan mutiara lokal.
Bahkan, harganya turun sampai 40 - 70%. Lagipula, enam bulan terakhir banyak pembeli dari Cina datang ke Lombok. "Mereka umumnya pelancong yang sekalian membeli mutiara. Momen ini di manfaatkan oleh pedagang dari Cina tapi diduga dengan melanggar aturan. Kalau seandainya mereka ini kolaborasi dengan pedaganh mutiara lokal mungkin tidak berpangaruh," Papar Edi kepada wartawan.
Terkait itu, pihaknyaberinisiatif melaporkan hal itu kepada pihak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) NTB. Edi mengatakan sudah berkoordinasi dengan Ketua Asosiasi Pedagang Pengerajin Mutiara Lombok H. Fauzi,SE sekaligus berterimakasih atas tindakan yang dilakukan pihak Kemenkumham dalam hal ini petugas Imigrasi Mataram yang langsung merespon cepat dengan melakukan penyisiran dan penggerebekan.
"Tadi ada sih yang terlihat dibawa petugas Imigrasi. Sebenarnya banyak titiknya dan mereka tersebar di sejumlah villa di Senggigi. Tapi semua kita serahkan kepada petugas dan aparat penegak hukum," Paparnya.
Dia berharap ada tindakan tegas pemerintahan sehingga keberadaan mereka tidak menjamur dan mengancam bisnis mutiara lokal. Terlebih, mutiara Lombok dikenal sebagai salah satu produk terbaik.
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait