Padahal, kata Asikin, para investor itu bisa membayar tunggakannya dengan cepat. Terlebih, mereka memperoleh untung hingga Rp1 miliar lebih setiap bulannya.
Omzet pengelolaan satu cafe di Gili Trawangan tembus hingga Rp40 juta hingga Rp70 juta perhari. "Kalau memang mau bayar, dengan omzet segitu kan sudah bisa lunas. Pemerintah NTB harus memperhatikan kondisi ini. Kasihan masyarakat selaku pemilik bisnis ini," paparnya.
Terkait itu, dia berharap pemerintah NTB melalui kebijakan Pj. Gubernur NTB Drs.H.Lalu Gita Ariadi segera menyelesaikan persoalan ini.
Salah satunya dengan cara membatalkan kerjasama dengan para investor asing dan memberikan kesempatan kepada masyarakat mengelola sendiri.
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait