Dia menambahkan, perempuan harus memiliki kesempatan sama dalam memainkan peran agar stigma buruk yang sudah mengakar di lingkungan masyarakat sirna.
Hal itu terutama terkait keterbatasan ruang gerak perempuan pada sektor publik, baik di dunia pendidikan ataupun pemerintahan. Sebab, perempuan juga memiliki kemampuan luar biasa.
Doktor jebolan UNJ itu menekankan, pemahaman akan pentingnya kesetaraan gender masih belum sepenuhnya tercapai di Indonesia, termasuk di beberapa negara lain di dunia.
Karena itu, proyek tentang edukasi gender berbasis usia sangat relevan sebagai penyelesaian masalah yang tepat terhadap isu gender.
“Kami mengajak seluruh perempuan untuk berani tampil di depan. Sebab, kesetaraan gender bisa dimulai dari lingkungan keluarga dan organisasi,” tandasnya.
Dalam konteks internasional, hanya ada empat negara dengan kesetaraan gender terbaik di dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju kesetaraan gender masih panjang sekaligus memberikan harapan untuk perubahan positif.
“Kesetaraan gender bukan hanya hak perempuan, tetapi keadilan yang harus diperjuangkan bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif,” papar calon Gubernur NTB itu.
Tak lupa, Umi Rohmi mengucapkan selamat kepada Baiq Helmalya Roshita yang akan mengikuti kegiatan SDGs di bidang gender tersebut dengan harapan tercatat meraih prestasi di kancah internasional. (*)
Editor : Maryani