Gangguan emosi dan perilaku merupakan kendala yang serius dalam perkembangan dan menurunkan produktivitas serta kualitas hidup anak.
Sebanyak 1,5 juta orang tua dari anak dan remaja di Amerika Serikat melaporkan bahwa anaknya memiliki masalah emosional, perkembangan, dan perilaku yang konsisten.
Hasil survei Federasi Kesehatan Mental Indonesia pada 2003 di 10 kota besar di Indonesia menunjukkan 54% remaja mengaku pernah berkelahi, 87% berbohong, 28% merasa kekerasan sebagai hal yang biasa, dan 8,9% pernah mencoba narkotika.
Berbagai tekanan psikososial, seperti adanya penyakit fisik, kekerasan dalam rumah tangga, hubungan dengan teman sebaya yang tidak harmonis, serta kemiskinan cukup memengaruhi proses perkembangan kognitif anak sehingga terbentuk pandangan negatif terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 54,81% remaja mengalami masalah hubungan dengan teman sebaya dan 42,2% mengalami masalah emosional.
Editor : Maryani