Busyairi mengatakan, pihak Dinas Sosial NTB juga sudah melihat kondisi keluarga tersebut. Martini yang belakangan diduga mengalami depresi berat langsung dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma NTB. Dinas Sosial NTB juga berupaya menitipkan ketiga anaknya di Yayasan Peduli Anak (YPA) di Lingsar, Lombok Barat.
Namun, informasi yang diserap media ini, dari tiga anaknya, baru anak usia 8 tahun yang nerhasil dititipkan. Sedangkan dua lainnya masih bersama orang tuanya. "Mereka ini hidupnya berpindah-pindah, kondisi perekonomian keluarga diduga salah satu faktor mereka tinggal di kandang sapi," ujar Busyairi.
Selain itu, masyarakat sekitar juga bersikap acuh lantaran Dika kerap berulah. Sebelumnya, keluarga tersebut pernah tinggal di daerah asal Martini di kawasan Sesaot Lombok Barat. Hanya saja, lambat laun mereka terusir dari kawasan itu dan akhirnya memilih tinggal di Nyurlembang.
Busyairi memaparkan, pihaknya prihatin dengan kondisi anak-anaknya. Lagipula, anaknya yang berusia 8 tahun ingin sekolah. Selama ini, mereka selalu ikut ibunya memulung. Sementara bapaknya bekerja serabutan.
Pihak kecamatan dan aparat desa akhirnya sepakat membuatkan mereka rumah semi permanen sementara berukuran 3X3 di belakang kandang sapi. Pihaknya juga mengurus data kependudukannya. "Selama ini mereka tidak punya Kartu Keluarga (KK) maupun KTP. Ini syarat untuk memperoleh bantuan pemerintah," papar Busyairi.
Tidak hanya dari Dinas Sosial NTB, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid juga memerintahkan pihak kecamatan mengupayakan lahan untuk tempat tinggal keluarga itu. Busyairi juga terus memantau perkembangan keluarga tidak mampu itu.
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait