Sementara itu, Aiptu Komarudin Nur, selaku pembicara seni pencak silat, mengungkapkan bahwa acara itu memberikan angin segar dan hawa baru. Juga menunjukkan bahwa sastra itu bisa digandengkan dengan seni apa saja.
“Terlebih, pencak silat itu sendiri merupakan sastra gerak. Sebab, gerakan-gerakan yang dihasilkan itu interpretasi dari imajinasi,” paparnya.
Seni pencak silat domas sebagai seni bela diri warisan nusantara itu disosialisasikan dengan baik oleh tokoh seni bela diri Subang yang juga anggota Polsek Binong tersebut.
Aiptu M Komarudin Nur menambahkan, sejarah seni bela diri yang digunakan pada zaman dulu untuk membela diri dalam pertarungan dan peperangan.
Tak banyak literasi yang mencatat tentang pencak silat ini. Hal itulah salah satu faktor yang membuat seni bela diri ini seolah tenggelam dan tak begitu diminati anak-anak milenial.
“Eksistensinya kalah oleh cabor Taekwondo dan yang lain. Semoga, event ini bisa membuat semangat dan minat anak-anak milenial membudayakan literasi menulis dan seni bela diri,” tandasnya.
Editor : Maryani