Nantinya, Radito berharap para guru nantinya para guru dapat menerjemahkan materi keselamatan lalu lintas ini dengan baik. Melalui materi mata pelajaran Pancasila dalam kurikulum baru, Radito berharap target untuk menciptakan kondisi tertib lalu lintas dapat tercapai.
"Nantinya, para guru dapat memberikan materi tertib berlalulintas kepada para siswa di masing-masing sekolah melalui mata pelajaran Pancasila dalam kurikulum baru. Dengan begitu, kami berharap para siswa dapat memahami materi pelajaran tersebut, sehingga timbul kesadaran tertib berlalulintas di jalan raya," ujar Radito.
Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah menjelaskan, edukasi ini penting untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, agar situasi dan kondisi penggunaan lalu lintas dirasa baik dengan atau tanpa kendaraan.
"Tentu kami berharap melalui kegiatan ini nantinya, akan tertanam sikap disiplin sedini mungkin, sehingga diharapkan para pelajar atau Gen Z ini menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas bagi orang di sekitarnya,” harap Bakharuddin.
Dikatakannya, ketika tercipta suasana berlalulintas yang baik dan benar, maka masyarakat di jalan raya akan merasa aman karena terbebas dari rasa ketakutan, adanya ancaman hambatan maupun gangguan saat berkendara. Bakharuddin menerangkan pentingnya penanaman kepedulian dan kesadaran tertib lalu lintas sedini mungkin. Sebab, kata Bakharuddin, angka kecelakaan yang melibatkan kalangan pelajar atau Ge Z, setiap tahunnya terus bertambah.
Bakharuddin mengambil contoh data angka kecelakaan di seluruh Indonesia mulai tanggal 1 hingga 21 Agustus 2023. Selama kurun waktu itu, Bakharuddin menerangkan jika Polri menangani sebanyak 7.180 kecelakaan lalu lintas.
"Sebanyak 42.080 orang terlibat sebagai pengemudi saat kecelakaan. Mirisnya, sebanyak 6.004 pengemudi masih berusia di bawah 17 tahun, atau kurang lebih 14,3 persen dari jumlah tersebut," terang Bakharuddin.
Kecelakaan tersebut, Bakharuddin melanjutkan, pada akhirnya mengakibatkan 782 orang meninggal, 9.053 orang luka ringan dan 779 orang luka berat.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi NTB H Aidy Furqan menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, kemampuan untuk menciptakan kondisi dan situasi tertib berlalulintas harus diemban semua pihak. Guru, kata dia, sebagai orang yang memberi pengetahuan dan wawasan kepada siswa, memiliki tanggung jawab yang besar agar dapat mentransformasikan nilai dan pelajaran yang dapat diambil dalam kegiatan ini.
"Tujuannya, agar dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar. Tentu saja kegiatan ini kami sambut baik, dengan harapan agar dapat mencapai target yang diinginkan, yakni dapat menciptakan tertib lalu lintas dan menekan angka kecelakaan menjadi zero accident," harap Aidy.
Aidy berharap materi yang didapat pada kegiatan diseminasi ini dapat menjadi pedoman bagi para guru untuk dapat diajarkan di sekolah masing-masing. Dengan begitu, Aidy berharap keselamatan dan tertib berlalulintas di jalan raya akan tercipta, ketika para pelajar telah menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan sehari-hari yang nantinya terus dievaluasi oleh para guru.
"Ketika para guru dapat menerjemahkan materi ini dengan baik ke dalam ruang-ruang kelas dan melakukan monitoring dengan baik, kita yakin para siswa akan dapat mempedomani materi keselamatan lalu lintas ini, sehingga akan menjadi kebiasaan yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," harap Aidy.
Pada kesempatan itu, PT Jasa Raharja melalui Kepala Cabang PT Jasa Raharja NTB Bapak Dicky Syiwa Permadi menyerahkan plakat kepada Dirlantas Polda NTB dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov NTB. Juga dilakukan penyerahan buku keselamatan lalu lintas dan penyematan pin pelopor keselamatan berlalu lintas.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta