Menyoal Meritokrasi Iqbal - Dinda, Mencurigai Kemungkinan Adanya Komunikasi Politik di Balik Layar

Edy Gustan
Kelompok diskusi Pojok NTB menggelar diskusi publik terkait Meritokrasi Iqbal - Dinda sebagai solisis atau gimmick politik di Meino Warking, Mataram Jum'at malam (16/5/2025) . Foto : iNewsmataram. id/Edy Gustan

Sebagai parpol pengusung Iqbal-Dinda pada Pilkada 2024 lalu, PPP menurut Akri konsisten mengawal pemerintahan. Terkait meritokrasi tersebut, pihaknya bahkan tidak ikut cawe-cawe dalam menentukan posisi dalam birokrasi.

Mutasi pertama yang digelar Iqbal-Dinda pun dinilai sesuai dengan janji pooitiknya. Melakukan job fit terhadap pejabat pimpinan tinggi pratama sebelum mutasi merupakan bentuk penerapan sistem meritokrasi.

"Sebagai parpol pengusung, kami tidak pernah diajak berunding terkait posisi birokrasi. Apalagi mau titip menitip. Kami menghormati semangat meritokrasi yang dijalankan Iqbal - Dinda," Paparnya.

Pengamat sosial politik Dr. Alfisahrin menilai merit sistem dalam birokrasi bukan barang baru. Hal ini bahkan sudah diatur dalam undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Bahkan, digaungkan sejak lama oleh Sultan Syahrir dan Agus Salim. Hanya saja, dalam praktiknya sistem meritokrasi tidak mudah diterapkan. Terlebih dalam konteks politik kekinian.

Editor : Edy Gustan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network