Hal itu menurut TGB sering disampaikan Maulana Syech untuk selalu mensyukuri nikmat dan tidak sebaliknya kufur nikmat. Karena orang yang kufur nikmat, maka tidak akan selamat.
"Seiring dengan Hultah ke-88 NWDI yang sebelumnya juga kita merayakan HUT ke-78 RI, keberadaan NWDI ini 10 tahun lebih tua dari kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagaimana kefahaman yang disampaikan Al-Magfurullah kepada kita untuk selalu terus menjaga Indonesia sebagai nikmat sekaligus amanah Allah yang dititipkan kepada kita melalui para pendiri bangsa, para pejuang," ujar Ulama Kharismatik itu di hadapan ratusan ribu jama'ah NWDI di Pancor, Selong, Lombok Timur.
Selain sebagai nikmat sekaligus amanah, Indonesia merupakan wadah untuk menjalankan semua tuntunan-tuntunan dari Allah SWT. Indonesia juga sebagai wadah untuk ber Islam, wadah untuk bermasyarakat.
Menjaga Indonesia, kata TGB, merupakan bagian dari tuntunan Syari'at Islam. "Kalau kita melihat ulama' Ushul Fiqh kita, merumuskan tujuan utama dari turunnya syariat Islam itu ada lima yakni, memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara keturunan atau kehormatan, memelihara akal, dan memelihara harta. Kelimanya itu akan sulit terwujud kalau tidak ada wadah. Bagi kita, wadahnya itu adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, menjaga Indonesia adalah menjaga agama. Menjaga maqasidussyari'ah" ungkapnya.
Dia mengatakan, menjaga Indonesia sebagai wadah harus dilakukan. Karena jika wadah itu hilang, maka sulit untuk menjaga agama. Jangankan hilang, kata cucu Pahlawan Nasional ini, sekadar kacau saja, maka orang sulit menjaga hartanya lantaran akan banyak perampokan, pembegalan, dan perampasan bahkan pembunuhan.
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait