Sementara itu, Miya’z sebagai penanggung jawab buku “Melanglang Jagat Buana” merasakan tantangan besar agar bisa membuat isi buku dan kemasan sebaik mungkin, melalui konsep yang diramu bareng dengan Kirana sebagai pengampu. Sebab, buku berbasis kearifan lokal Nusantara selama ini kurang dilirik pasar.
Dua buku yang diluncurkan memiliki kalimat pamungkas sebagai wujud rangkuman seluruh cerita di dalamnya. “Bumi Saujana” karya Kirana Kejora menuangkan kalimat sakti “Mencintai tak butuh alasan. Namun butuh 1001 alasan untuk hidup bersama. Cinta sama dengan sebuah perjalanan. Mau lewat, singgah, atau menetap.”
Sementara itu, karya 52 Elang Merah Jagat “Melanglang Jagat Buana” hadir dengan kalimat sakti “Tak ada perjalanan yang sia-sia, begitu juga dengan cinta. Selalu menawarkan makna keberadaan-Nya.”
Semoga dua buku ini bisa menjadi warna baru di dunia literasi tanah air. Utamanya, meramaikan literasi budaya yang mulai redup karena beragam pengaruh budaya luar NKRI. (*)
Editor : Maryani
Artikel Terkait