JAKARTA, iNewsMataram.id-Komunitas penulis Elang Nuswantara, yang memiliki semboyan “Menerbangkan karya membuanakan jiwa tanpa ketaksaan”, kembali meluncurkan karya nonfiksi catatan perjalanan filmis destinasi wisata nusantara di Perpustakaan RI, Jakarta, Minggu (10/12/2022).
Komunitas ini lahir pada 14 Maret 2022, yang digawangi oleh Kirana Kejora, seorang writerpreneur, best selling author, dan produser film, sebagai pendiri serta pengampu kelas menulis.
Elang Nuswantara beranggotakan para pejuang literasi budaya dari Indonesia timur hingga barat. Para penulis tersebut berlatar belakang beragam, mulai Gen Z, Gen Milenial, hingga Gen X.
Kali ini, Elang Nuswantara bekerja sama dengan Miyaz Script Agency dan Azkiya Publishing melahirkan Pasukan Elang Merah Jagat.
Pasukan Elang Merah Jagat yang berkolaborasi dengan Ibuk’e Elang, Kirana Kejora, merayakan lahirnya dua buku nonfiksi, yakni karya Kirana Kejora berjudul “Bumi Saujana” dan karya Elang Merah Jagat berjudul “Melanglang Jagat Buana”.
Acara literasi budaya Nusantara berkonsep hybrid ini diselenggarakan di Auditorium Perpustakaan Nasional RI. Acara yang selama empat jam, mulai 09.30 WIB hingga 13.30 WIB ini berlangsung seru penuh edukasi dan hiburan.
Peluncuran buku itu diramaikan dengan beragam sambutan bernas, testimoni berisi, orasi budaya penuh rasa, dan gelar wicara dari pihak pemerintah maupun para pegiat budaya.
Narasumber pengisi acara, yakni Direktur Pemasaran Ekraf Kemenparekraf Erwita Dianti; Ketua Dewan Pakar Majelis Adat Kerajaan Nusantara Tukul Rameyo Adi; serta Ketua Kelompok Bimbingan Pemustaka dan Literasi Informasi, Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Perpustakaan Nasional RI, Yuli Maryani.
Ada juga Pamong Budaya Kemdikbudristek Dewi Yulianti; GM Bepetoon Balai Pustaka Rafita Meri; Pendiri Ngopi Budaya Indonesia Marthin Elia; Head of Acquisition Library of Congress American Embassy Ade Farida; Pendiri GEMAR Denny Widya; dan Pendiri Elang Nuswantara Kirana Kejora, yang dipandu oleh host yang juga penyair Eka Ardhinie.
Saat acara gelar wicara yang berlangsung interaktif, Kallea Dinata sebagai wakil penulis dari Gen Z, merasa bangga bisa mewujudkan cita-cita sebagai penulis “sejati”. Sebab, menulis tidak sekadar menulis, melainkan butuh riset yang tidak main-main.
Sementara itu, Miya’z sebagai penanggung jawab buku “Melanglang Jagat Buana” merasakan tantangan besar agar bisa membuat isi buku dan kemasan sebaik mungkin, melalui konsep yang diramu bareng dengan Kirana sebagai pengampu. Sebab, buku berbasis kearifan lokal Nusantara selama ini kurang dilirik pasar.
Dua buku yang diluncurkan memiliki kalimat pamungkas sebagai wujud rangkuman seluruh cerita di dalamnya. “Bumi Saujana” karya Kirana Kejora menuangkan kalimat sakti “Mencintai tak butuh alasan. Namun butuh 1001 alasan untuk hidup bersama. Cinta sama dengan sebuah perjalanan. Mau lewat, singgah, atau menetap.”
Sementara itu, karya 52 Elang Merah Jagat “Melanglang Jagat Buana” hadir dengan kalimat sakti “Tak ada perjalanan yang sia-sia, begitu juga dengan cinta. Selalu menawarkan makna keberadaan-Nya.”
Semoga dua buku ini bisa menjadi warna baru di dunia literasi tanah air. Utamanya, meramaikan literasi budaya yang mulai redup karena beragam pengaruh budaya luar NKRI. (*)
Editor : Maryani
Artikel Terkait