Enam Hari Pasokan Air Bersih Terhenti, Warga Gili Trawangan dan Meno Menjerit

Edy Gustan
Gili Trawangan. Foto: Edy Gustan/Istimewa

LOMBOK UTARA, iNewsMataram.id-Warga Gili Trawangan, Desa Gili Indah, mulai resah pasca-penghentian distribusi air bersih oleh PT. Berkat Air Laut (BAL).

Sejumlah warga, termasuk pengusaha di gili, mengeluhkan pemutusan aliran air bersih itu. Penyaluran air bersih terhenti setelah PT. BAL yang bekerja sama dengan perusahaan daerah PT. Gerbang NTB Emas (GNE) tidak lagi beroperasi mulai Kamis (1/12/2022).

Sejak itu, mereka mulai risau. Lagipula, mereka belum familier dengan perusahaan pemasok air bersih yang baru, yakni PT. Tiara Citra Nirwana.

"Kalau perusahaan baru ini, biaya pendaftarannya sangat tinggi. Untuk kebutuhan rumah tangga Rp1,5 juta dan untuk pengusaha mencapai Rp6 juta," kata Sapwan (35), warga sekaligus pengusaha, di Gili Trawangan, Selasa (6/12/2022).

Sapwan menambahkan, mereka terpaksa mendaftar sebagai konsumen PT. Tiara Citra Nirwana lantaran memang butuh air bersih.

Dari biaya yang dikeluarkan itu, pihaknya memperoleh meteran dan keran air, sedangkan rumah tangga hanya memperoleh meteran.

H. Zainuddin, tokoh masyarakat setempat, juga mengeluhkan hal serupa. Menurut dia, pemberhentian air bersih sangat merugikan masyarakat. Termasuk, merugikan pengusaha lantaran sejumlah tamu hotel meninggalkan Gili Trawangan.

"Lihat saja sekarang kondisi Gili Trawangan sudah sepi," ungkapnya.

Selain di Gili Trawangan, masyarakat Gili Meno juga menjerit.

Sari, warga Gili Meno, juga meminta PT. BAL dan PT. GNE segera membuka aliran air bersih untuk warga. Sebab, selama enam hari ini, mereka tidak mendapat air bersih sehingga semua tamu hotelnya pergi.

Dia menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mencabut izin PT. BAL dan PT. GNE dalam pengelolaan kebutuhan air bersih untuk dua gili, baik Gili Meno maupun Trawangan.

"Bapak datang ke sini mau diskusi untuk solusi, atau mau merasakan apa yang kami rasakan selama enam hari ini?" ujar Sari.

Terkait itu, pihaknya bersama warga Gili Meno mendesak PT. BAL dan PT. GNE segera membuka aliran air bersih untuk mereka.

Mereka tidak mau tahu urusan di tingkat elite, tetapi lebih pada persoalan kemanusiaan.

Direktur PT. GNE Samsul Hadi yang hadir dalam pertemuan itu menegaskan bahwa pihaknya akan membuka saluran air bersih untuk masyarakat.

Namun, PT.GNE meminta jaminan hukum kepada Pemprov NTB, dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB.

"Kami enggak ada niat menghentikan aliran air bersih untuk warga Gili Trawangan dan Meno, tapi kami minta jaminan hukum karena izin kami sudah dicabut oleh Pemprov NTB, dalam hal ini DPMPTSP," tandasnya.

Terkait itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemprov NTB untuk mengatasi persoalan itu. (*)

Editor : Maryani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network