LOMBOK BARAT, iNewsMataram.id-Gempa Lombok yang meluluhlantakkan hampir seluruh pulau ini menyisakan trauma mendalam bagi masyarakat sekitar, terutama anak-anak.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap gempa bumi, Mari Bergerak (Mager Team), yang sudah berdiri sejak 2019, bersama para relawan menggelar acara bertajuk "Dongeng Siaga Gempa" di Gunung Sari, Lombok Barat, beberapa waktu lalu.
Acara yang penuh edukasi dan keceriaan ini dihadiri oleh adik-adik dari kelas Mager Gunung Sari, relawan Mager Team, serta komunitas pegiat literasi dan pendongeng dari relawan Kota Hujan, Bogor.
Tema gempa dipilih karena Lombok merupakan salah satu wilayah dengan potensi gempa yang tinggi, termasuk ancaman gempa besar Megathrust yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.
Mager Team pun merasa bahwa edukasi kesiapsiagaan gempa menjadi kebutuhan yang mendesak, terutama bagi generasi muda.
Baiq Ratu Nurwahidah Vazira, Founder Mager Team yang akrab dipanggil Kak Ratu, mengungkapkan bahwa edukasi mitigasi bencana gempa untuk anak-anak sangatlah penting. Salah satu caranya bisa melalui media dongeng.
“Edukasi mitigasi bencana gempa sangat penting, terutama untuk anak-anak. Selain mengedukasi, juga menghilangkan trauma mereka ketika gempa 2018 lalu lewat dongeng dan permainan,” ungkapnya.
Acara tersebut dibuka dengan senam pagi bersama adik-adik untuk menghangatkan suasana. Setelah itu, Kak Endah dari Dongeng Kota Hujan, membawakan dongeng interaktif yang menjelaskan fenomena gempa bumi dan sejarah terbentuknya tujuh benua dari satu benua besar.
Melalui cara bercerita yang menarik, Kak Endah berhasil membuat anak-anak antusias sehingga mampu memahami konsep yang kompleks dengan cara sederhana dan menyenangkan.
Kak Endah menyatakan sangat senang ketika melihat anak-anak bersemangat mengikuti dongeng. Mereka bisa mengenali pertanda gempa dan cara melindungi diri.
“Senang sekali anak-anak bersemangat mengikuti dongeng yang saya bawakan. Saya harap, mereka jadi paham cara mengenali pertanda gempa dan melindungi diri saat gempa,” tandasnya.
Pilihan metode dongeng ini bukan tanpa alasan. Mager Team, bersama dengan pengamat gempa dan teman-teman pegiat literasi, telah menggunakan modul "Dongeng Siaga Gempa", yang disusun oleh Kak Egi, Kak Bonchie, dan Kak Endah.
Modul ini dikemas secara khusus agar para relawan bisa menyampaikan materi tentang gempa secara mudah dipahami dan menarik bagi anak-anak. Melalui dongeng, pesan penting tentang kesiapsiagaan gempa bisa diterima dengan baik.
Setelah sesi dongeng pertama yang menjelaskan tentang gempa dan pembentukan benua, anak-anak diajak kembali ke masa lalu melalui cerita tentang hewan-hewan dan manusia zaman purba, yang dikaitkan dengan fenomena gempa dan perubahan bumi yang terus berlangsung.
Selain itu, peserta juga diajak bernyanyi dan bermain sambil belajar tentang langkah-langkah evakuasi diri saat gempa.
Dengan metode ini, anak-anak tak hanya mendapatkan pengetahuan, melainkan juga keterampilan praktis dalam menghadapi bencana.
Acara ditutup dengan makan sehat bersama yang penuh keceriaan. Peserta menikmati buah-buahan segar dan makanan tradisional Lombok.
Semua peserta pulang dengan membawa ilmu yang bermanfaat dan hati yang gembira. Juga siap siaga menghadapi gempa bumi di masa depan. (*)
Editor : Maryani