Dia menegaskan, Kampung Pancasila itu sudah lama diprogramkan namun baru sekarang bisa terealisasi dan diharapkan Desa Danger akan menjadi Desa Pelopor Kampung Pancasila di Kabupaten Lombok Timur.
“Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu menjadi landasan dan derap hidup bagi masyarakat di Desa Danger ini dalam kehidupan sehari-harinya dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya,”ungkap Agus.
Tidak main-main, Desa Danger terpilih sebagai Kampung Pancasila, karena memiliki sejarah pada masa penjajahan Belanda. Desa Danger merupakan jalur yang ditakuti penjajah Belanda, karna terdapat markas Banteng Hitam yakni para pejuang Sasak yang dibuktikan dengan adanya monument perjuangan Banteng Hitam di halaman Masjid Nurul Jihad.
Danger Selatan sebagai markas perundingan mereka dalam menyusun kekuatan melawan penjajah. Karena ketakutan penjajah itulah nama Danger akhirnya dijadikan nama pemukiman dan dianggap berbahaya oleh penjajah.
Beberapa nama Veteran Desa Danger (Laskar Banteng Hitam) yang merupakan para pejuang kemerdekaan yang turut membebaskan Lombok Timur dari para penjajah sebagai berikut TGH. Mahsun, H. Misbah, H. Pahrudin, H. Masri, H. Sapoan, H. Sahrudin, Amaq Nursam, Amaq Masirah, Amaq Rat, Mahasiun.
Editor : Edy Gustan