Jika seperti ini, masyarakat dengan kemampuan dan pengetahuan minim akan sulit menghadapi persaingan dunia kerja.
Akibatnya, tingkat kriminalitas meningkat dengan alasan butuh untuk tetap hidup ataupun sekadar tuntutan gaya hidup.
Korban pinjaman online, misalnya, ini menjadi indikasi minimnya budaya literasi sektor keuangan digital.
Ini jelas menjadi pelajaran penting bagi masyarakat. Jika ingin melakukan pinjaman keuangan, kita haruslah mengenali risiko yang diterima.
Tidak sedikit di sekitar kita masyarakat yang terjerat pinjaman online. Alih-alih menutupi kebutuhan, justru malah menjadi petaka.
Rumah tangga berujung perceraian, anak putus sekolah, kehilangan pekerjaan, kehilangan harta benda, bahkan kehilangan nyawa akibat intimidasi masif oleh pihak pemberi pinjaman.
Editor : Maryani