Mataram.iNews.id- Dua tokoh muda Nusa Tenggara Barat TGB. H.M Zainul Majdi dan Dr.H. Zulkieflimansyah disebut berpeluang masuk bursa capres/cawapres RI pada pemilu 2024. Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Ihsan Hamid mengatakan kedua tokoh NTB itu punya kapasitas dan kapabelitas untuk maju di bursa capres/cawapres 2024.
Kandidat doktor bidang politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah itu menilai baik TGB maupun Bang Zul sapaan karibnya harus mulai terbuka dan tidak malu-malu menyampaikan keinginan politiknya. Artinya, keduanya harus bekerja keras dengan cara membangun poros pendukung di berbagai daerah di Indonesia.
TGB Zainul Majdi merupakan tokoh yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Pernah menjabat anggota DPR RI dan Gubernur NTB sekaligus ulama membuat posisi tawar TGB di level nasional cukup kuat. "Lagipula, saat ini TGB sebagai Ketua Dewan Nasional Konvemsi Rakyat Partai Perindo dan Komisaris Bank Syariah Indonesia menambah posisi tswarnya di level nasional," ujar Ihsan Hamid kepada Mataram.iNews.id Selasa (12/7)
Begitu juga dengan Bang Zulkieflimansyah. Sebagai lulusan universitas luar negeri dan elit Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Bang Zul dinilai punya modal kuat maju di bursa capres/cawapres. Terlebih, Bang Zul saat ini menjadi sorotan publik nasional maupun Internasional atas kesuksesannya menggelar event MotoGP Mandalika dan MXGP Samota.
Secara politik, posisi tawar Bang Zul juga diperkuat dengan jabatannya saat ini sebagai Gubernur NTB. Lagipula, tokoh muda ini pernah menjabat anggota DPR RI tiga periode. "Dia figur politik yang jauh lebih lihai. Punya jam terbang tinggi sehingga tidak kalah dengan tokoh politik nasional lainnya di Indonesia," papar Ihsan.
Tidak heran jika nama kedua tokoh muda NTB ini kerap mewarnai sejumlah lembaga survei terkait capres/cawapres. Meski begitu, Ihsan mengakui jika nama keduanya masih di bawah nama-nama tokoh yang populer saat ini seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto, dan lainnya.
Hanya saja, menurur Ihsan Hamid, setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh TGB dan Dr. Zul. Yakni, dukungan partai politik atau gabungan partai politik sehingga memenuhi ambang batas pencalonan pasangan capres/cawapres. "Syarat ke dua adalah memiliki dukungan finansial yang kuat karena harus bergerak maksimal. Untuk membangun jejaring dan dukungan publik ini kan tidak gratis," ungkapnya.
Branding politik dan dukungan arus bawah ini menurut dia sangat diperlukan. Masih ada waktu untuk meningkatkan elektabilitas sehingga berdampak positif terhadap tingkat keterpilihannya dalam Pilpres 2024.
Dia mencontohkan, viralnya "guyonan" politik Dr. Zul terkait Raffi Ahmad sebagai calon presiden beberapa waktu lalu menunjukkan adanya perhatian publik terhadap Bang Zul. Artinya, apa yang disampaikan Bang Zul dengan kapasitasnya sebagai petinggi PKS sebagai magnet tersendiri.
Begitu juga dengan posisi TGB Zainul Majdi di lingkaran Partai Perindo besutan Hari Tanoe Soedibjo. Setidaknya menuai perhatian publik terkait langkah politik TGB. Apakah terkait Pilpres 2024 ataukah akan masuk di pusaran kekuasaan. "Dengan sendirinya orang mulai mengait-ngaitkan gerakan-gerakan itu atau posisi itu dengan politik 2024," ungkap akademisi muda ini.
Ihsan Hamid juga menilai, posisi kedua tokoh NTB itu harus mendapat dukungan publik masyarakat di wilayah timur Indonesia. Bagaimana dengan kajian geopolitik?. Dia meyakini, perkembangan politik saat ini dengan rasionalitas politik bahwa kedua tokoh muda NTB itu sangat layak merepresentasikan tokoh dari wilayah timur Indonesia.
Namun tentu, kata Ihsan, keduanya juga harus mengedepankan politik yang rasional terkait sejarah politik elektoral dalam Pemilu Presiden. Meski sejak awal politik elektoral ini kerap menjadi "momok menakutkan" bagi daerah di luar Pulau Jawa, namun dia optimistis bukan mustahil kedua tokoh NTB yakni TGB H.M Zainul Majdi dan Doktor Zulkieflimansyah akan moncer di bursa capres dan cawapres. Meski mungkin berat sebagai capres, tapi sangat memungkinkan sebagai cawapres.
Editor : Edy Gustan