Dia mencontohkan ada belasan TPS 3R yang dibangun Pemprov NTB di Lombok Barat. Nyaris semuanya tidak berfungsi alias terbengkalai. Dia juga mencontohkan warga yang tinggal di areal TPA Kebon Kongok hampir tidak ada yang punya usaha berbasis sampah.
“Kalau kami konsepnya jelas. Kami punya konsep sejahtera dari desa. Dari desa, warga bisa diintervensi menyangkut skill mereka mengolah sampah. Nanti kami di tingkat daerah akan memaksimalkan potensi yang lain seperti pemanfaatan teknologi dan lain sebagainya. Kalau sudah begitu, maka volume sampah yang masuk ke TPA akan sangat sedikit,” ungkapnya.
Debat kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat kedua ini mengangkat tema seperti lingkungan hidup, tambang, supremasi hukum dan sosial kemasyarakatan.
Khusus soal sampah, paslon lain menyampaikan solusi, yang utama adalah penyediaan tempat pembuangan alternatif untuk mengantisipasi overload sampah di TPA Regional Kebon Kongok yang selama ini menjadi muara sampah produksi Lombok Barat dan Kota Mataram.
Paslon nomor 3 Hj. Sumiatun - Ibnu Salim misalnya, dengan jelas berjanji akan membangun TPA di tiga zona yakni di zona selatan, tengah dan utara untuk bisa menampung sampah yang semakin hari volumenya bertambah.
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait