Aktivis pemuda di tingkat nasional ini mengatakan konsep kohesi sosial merupakan kondisi di mana setiap elemen sosial dalam masyarakat berfungsi memberikan standar norma bagi hidup bersama.
Secara etimologi kohesi merupakan kemampuan suatu kelompok untuk menyatu. Bang Haji Karman menilai di era Zul Rohmi, NTB yang terdiri atas tiga suku atau etnis besar, Sasak di Pulau Lombok serta Samawa dan Suku Mbojo di Pulau Sumbawa, bisa menyatukan tekad dan bersinergi bersama membangun daerah dengan semangat Sasak Samawa Mbojo SASAMBO.
"Secara politik, kemampuan Zul-Rohmi membangun kohesi sosial di NTB membuat dampak positif bagi iklim demokrasi kita, dimana politik identitas bisa mulai tereduksi dan terkikis," ujarnya.
Alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat ini menegaskan, pemerintahan Zul Rohmi telah membuka ruang demokrasi yang lebih baik dengan pemerintahannya yang terbuka, transparans dan tidak antikritik.
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait