Ulang Tahun ke-53, TGB Bahas Mitigasi Masalah Pernikahan Dini dan Kekerasan Seksual Bersama Ulama

Mataram,iNewsmataram.id— Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PB NWDI) menggelar Silaturahim Majelis Dakwah pada Sabtu, 4 Dzulhijjah 1446 H / 31 Mei 2025 M di Kantor PB NWDI, Jalan Langko No. 59, Mataram.
Kegiatan ini menjadi momen istimewa karena dihadiri langsung oleh Ketua Umum PB NWDI, Dr. TGB. H. Muhammad Zainul Majdi, MA., yang pada hari tersebut merayakan ulang tahunnya yang ke-53.
Dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, para kader, tuan guru, serta tamu undangan menyampaikan doa dan ucapan selamat ulang tahun sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan keteladanan beliau dalam membangun dakwah dan pendidikan Islam.
Acara dimulai pukul 10.30 WITA dan dihadiri oleh jajaran Pengurus Harian PB NWDI, Ketua dan Wakil Ketua Majelis, Lajnah dan Badan PB NWDI, para Dewan Masayeikh MDQH NWDI Pancor, perwakilan tuan guru NWDI se-Pulau Lombok, peserta kaderisasi Majelis Dakwah, serta anggota Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Wilayah NTB.
Dalam sambutannya, Dr. TGB. H. Muhammad Zainul Majdi menyampaikan pentingnya menyatukan visi dakwah yang adaptif terhadap zaman dan berlandaskan nilai-nilai keilmuan, akhlak, serta strategi yang solutif.
Ia menegaskan lima prinsip utama dakwah NWDI: ilmu yang mendalam, akhlak yang mulia, pendekatan kontekstual, penggunaan media yang bijak, serta keteguhan niat dan kesabaran dalam berdakwah.
Namun yang menjadi penekanan utama dalam arahannya adalah seruan moral dan peringatan keras terhadap maraknya kekerasan seksual di lingkungan pesantren dan praktik pernikahan dini yang merugikan generasi muda.
Menurut TGB, kejahatan seksual di lembaga pendidikan adalah bentuk pengkhianatan terhadap Allah dan amanah umat, serta pelanggaran terhadap hukum, agama, dan akal sehat.
Ia menyerukan pentingnya pembaruan niat (tajdidun niyyah) dan perbaikan diri (islahun nafs) di kalangan pendidik, serta penguatan sistem pengawasan internal.
TGB juga mengumumkan secara resmi pembentukan Lajnah al-Hisbah, sebuah lembaga pengawasan internal di bawah PB NWDI yang akan mengawal jalannya pendidikan sesuai dengan nilai-nilai Islam dan menjaga kehormatan santri.
Lembaga ini diharapkan menjadi sistem proteksi dini agar pesantren tetap menjadi tempat yang aman, bersih, dan mendidik secara ruhani dan akhlak.
Mengenai pernikahan dini, TGB menegaskan sikap PB NWDI yang menolak praktik tersebut dengan mengacu pada fatwa ulama internasional dan ketentuan usia legal 19 tahun.
Ia menyampaikan bahwa pernikahan sebelum usia matang secara mental dan fisik hanya akan membawa risiko lebih besar, terutama bagi anak-anak perempuan.
Dalam konteks lokal, TGB juga mengkritisi praktik merariq yang menurutnya telah mengalami penyimpangan dari nilai asli keberanian dan tanggung jawab.
Ia menilai praktik tersebut sekarang kerap disalahgunakan dan merugikan anak-anak, menyebabkan mereka kehilangan masa depan dan hak pendidikan. Ia menyerukan agar adat tetap dijaga namun bentuknya diperbarui agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan prinsip perlindungan anak.
Ketua Majelis Dakwah PB NWDI, Dr. TGH. Abdul Aziz Husnuddu’at, Lc., M.A., dalam sambutannya menyatakan bahwa Majelis Dakwah adalah garda terdepan dalam menyampaikan risalah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Ia juga berharap agenda silaturahim ini menjadi kegiatan rutin dalam memperkuat koordinasi dan komunikasi lintas struktur dakwah NWDI. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari proses kaderisasi Majelis Dakwah NWDI yang sedang berlangsung, dengan materi penguatan fikih kontemporer, tauhid, tasawuf, dan metode dakwah yang membangun nalar kritis dan spiritualitas. Para peserta dinilai menunjukkan peningkatan kualitas dalam aspek intelektual dan kepercayaan diri seb
Editor : Edy Gustan