MATARAM,iNewsmataram.id-Polemik keberadaan kecimol akhir-akhir ini jadi perhatian publik. Salah satunya terkait goyang erotis yang menuai sorotan.
Pemerintah Kota Mataram pun resmi merang gelaran kecimol di wilayah Kota Mataram. Ketua DPW Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) NTB Hj. Baiq Diyah Ratu Ganefi justru tidak setuju dengan pelarangan kecimol itu.
Legislator DPD RI tiga periode itu menilai, kecimol merupakan salah satu kesenian rakyat yang mestinya dilestarikan.
“Diatur, bukan dilarang. Perlu ada aturan agar lebih tertib dan tidak fulgar,” ujar Bunda Diyah sapaan karibnya kepada wartawan Jum’at (7/5/2024).
Sejauh ini, kecimol merupakan kesenian rakyat yang cukup populer di kalangan masyarakat. cukup ekonomis dan sangat menghibur.
Bunda Diyah menilai tidak sedikit yang suka kecimol. Termasuk anak-anak. Maka itu, dia mengimbau seniman kecimol tidak mempertontonkan hal-har bernuansa pornografi.
Salah satunya tarian erotis yang menjurus pornografi. “Yang nonton kan juga ada anak-anak. Tidak elok kalau ada tarian yang bernuansa porno aksi,” teganya.
Tidak Hanya itu, dia juga mendorong aparat keamanan untuk mengawal berjalannya kecimol. Terutama jika menggunakan akses jalan umum.
Tidak hanya kecimol, menurut tokoh perempuan NTB ini, mereka yang berkegiatan di jalan raya, di tempat terbuka harus mengerti apa yang harus di tampilkan dan tidak membuat macet jalan raya.
Dia menilai kecimol akan sangat didukung Jika berlangsung tertib. Bebas dari minuman keras, porno aksi, dan kesan negatif lainnya.
“Hadirkan kesan positif dalam setiap gelaran kecimol. Jadi ada ciri has tersendiri dari kecimol ini. Contohnya biduannya punya suara merdu, musiknya, bahkan tariannya juga rapi. Ada kok saya lihat kecimol yang rapi dan tidak urakan. Itu kan bagus dan perlu dilestarikan,” paparnya.
Dia menilai perlu ada pembinaan, bantuan dan aturan jelas dari pemerintah kab/ kota, sehingga nantinya kecimol ini dapat menjadi salah satu budaya merarik menggunakan hiburan kecimol. (*)
Editor : Edy Gustan