Mataram,iNewsmataram.id-Ketersediaan bahan pokok menjelang natal dan tahun baru di Nusa Tenggara Barat (NTB) aman.
Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti mengatakan persediaan 12 bahan pokok tetap aman. Pihaknya saat ini berupaya menjaga stabilitas harga saja untuk menekan angka inflasi.
Adapun ke-12 bahan pokok itu yakni beras, jagung, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, cabe rawit, cabe besar, bawang merah, bawang putih dan kedelai.
Table kebutuhan bahan pokok di NTB Foto: Dinas Perdagangan NTB/Istimewa
"Untuk kebutuhan bahan pokok tersedia. Kami tetap melakukan pengawasan untuk stabilisasi harga," ujar Baiq Nelly kepada wartawan di Mataram Selasa (12/12/2023).
Dia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir. Lagipula, saat ini ketersediaan bahan pokok sangat melimpah bahkan surplus.
Dia mengatakan, untuk ketersediaan beras saat ini mencapai 710 ribu ton lebih. Begitu juga dengan jagung mencapai 117 ribu ton lebih.
Adapun daging sapi mencapai 6.000 ton lebih, daging ayam 43 ribu ton lebih, telur ayam 38 ribu ton lebih, minyak goreng 24 ribu ton, gula pasir 17 ribu ton, cabe rawit 132 ribu ton lebih, cabe besar 6.000 ton, bawah putih 4.000 ton, dan kedelai mencapai 10 ribu ton lebih.
"Intinya Insha Allah nggak ada masalah. Kami juga terus menggelar pasar murah di beberapa daerah termasuk menjelang perayaan HUT NTB ke-65 di Sumbawa nanti," paparnya.
Adapun untuk harga bahan pokok saat ini juga terkendali. Hanya cabe rawit yang harganya naik dari sebelumnya kisaran Rp60 ribu per kilogram saat ini mencapai Rp 76 ribu per kilogram.
Sedangkan beras tetap di harga Rp 14 ribu per kilogram, daging sapi Rp 125 ribu per kilogram, dan daging ayam Rp 36 ribu per kilogram.
Baiq Nelly menegaskan sejauh ini inflasi terjadi akibat harga ongkos transportasi. Salah satunya tiket pesawat.
Sementara untuk bahan pokok tidak begitu memengaruhi inflasi. Pihaknya optimistis libur natal dan tahun baru 2024 nanti kondisi bahan pokok tetap terkendali.
Tidak hanya itu, NTB juga sebagai pemasok beberapa bahan pokok ke sejumlah daerah baik itu ke NTT, Papua, dan lainnya. Meski menjadi pemasok, tidak memengaruhi ketersediaan bahan pokok di dalam daerah.
Editor : Edy Gustan