Lebih-lebih, ketika di usia yang masih sangat muda (36 tahun), TGB berhasil menjadi Gubernur NTB selama dua periode (2008-2013 dan 2013-2018).
Kehadiran TGB di panggung politik lokal telah menciptakan sejarah dan tradisi politik baru dalam demokrasi lokal pasca reformasi, yakni tampilnya kalangan sipil-pesantren dalam dunia birokrasi.
Sejak 1945 hingga runtuhnya Orde Baru, NTB (dulu Provinsi Soenda Ketjil) tidak pernah dipimpin oleh orang lokal dari sipil-santri. Gubernur NTB selama bertahun-tahun sejak Indonesia merdeka selalu dikirim dari pusat atau Jakarta.
Berikut nama-nama Gubernur NTB: (1)Ruslan Tjakraningrat 1958-1968, utusan Soekarno untuk menjadi Gubernur Soenda Ketjil; (2) H.R. Wasita Kusumah 1968-1973 dan 1973-1978 (militer); (3) Gatot Suherman dari 1978-1983 dan 1983-1988 (militer); (4) Warsito dari 1988-1993 dan 1993-1998 (militer); (5) Harun Al Rasyid, orang Bima 1998-2003 (militer); (6) Lalu Serinata 2003-2008, bangsawan Sasak (Partai Golongan Karya); serta (7) Muhammad Zainul Majdi 2008- 2013 dari Partai Bulan Bintang dan 2013-2018 melalui Partai Demokrat.
Editor : Maryani