get app
inews
Aa Read Next : Puluhan Tahun Berdiri, Kondisi SD Budi Bhakti Sangat Memprihatinkan

Cinta kepada Sejarah dan Budaya, Nanang Syaeful Bachri Mendirikan Jejak untuk Patenggeng

Sabtu, 28 Januari 2023 | 11:40 WIB
header img
Nanang Syaiful Bachri, tengah, memakai iket Badui biru mendirikan Komunitas Jejak karena peduli sejarah dan kebudayaan. Foto: Istimewa.

SUBANG, iNewsMataram.id-Situs Patenggeng merupakan situs sejarah yang telah dibuktikan dengan penemuan benda-benda cagar budaya.

Penemuan tersebut berupa keramik, manik-manik, batu andesit, alat bantu serpih, dan beberapa benda lainnya dari hasil ekskavasi antara 1975 hingga 2014.

Tidak seperti situs lainnya di Subang, Situs Patenggeng yang berada di Desa Margasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, tidak terurus serta tidak ada pelestarian dan pengembangan. Bahkan, situs ini nyaris seperti terlupakan.

Bermula dari keprihatinan itulah, Nanang Syaeful Bachri, 40, seorang aktivis sosial dan budaya, yang aktif di beberapa lembaga kemasyarakatan, menyatakan kepeduliannya terhadap pengembangan Situs Patenggeng.

Pria kelahiran Karawang, Jawa Barat, ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jampang Pantura Subang. Salah satu LSM yang diketuai seorang pengusaha lulusan ITB, Rian Sigit Sriyono.

Nanang memilih LSM dalam kiprahnya bukan ingin terlihat gagah atau berafiliasi karena uang semata, melainkan punya tujuan baik untuk membantu masyarakat.

“Juga dari pendekatan lembaga swadaya. Salah satunya memberdayakan masyarakat. Minimal, para anggota LSM berdaya guna, kreatif, dan berpeluang meningkatkan kehidupan,” ungkapnya.

Nanang juga ingin mengabdikan diri dan memberi kebanggaan untuk keluarga, rekan, dan orang-orang yang dikenalnya.

Dia berharap sumbangsih kinerja dan sinerginya dengan pemerintah serta berbagai pihak membuahkan hasil lewat pengabdian dan caranya sendiri.

Begitupun halnya saat dia mendirikan komunitas yang mengonsentrasikan kegiatan pada budaya dan kesejarahan, yang ia beri nama Komunitas Jelajah Sejarah dan Kebudayaan (Jejak).

Selain dengan latar belakang Nanang yang sangat menyukai seni budaya dan sejarah, khususnya sejarah lokal, momentum berdirinya Komunitas Jejak merupakan langkah awal perpanjangan, yang sudah kandas terdahulu, sebagai narahubung dan motor pegiat yang peduli Situs Patenggeng.

“Berawal dari keprihatinan dan banyak pertanyaan besar tentang situs yang beberapa kali diekskavasi dan diobservasi. Tapi, tempat cagar budayanya seakan dilupakan dan tanpa ada perhatian maupun perawatan. Saya dan beberapa rekan pun mendirikan Komunitas Jejak,” paparnya.

Bagi Nanang dan kawan-kawannya, sebagai masyarakat awam, sudut pandang mereka tentang keberadaan Situs Patenggeng yang seperti ada, tapi tiada itu membuat mereka bertekad akan membantu dan mendorong situs-situs serta produk budaya lokal agar tidak tereliminasi keberadaannya.

“Kenapa Patenggeng kami jadikan titik awal keberangkatan komunitas kami? Sebab, bagi saya khususnya, ada banyak hal menarik dan besar yang harus diperhatikan. Di Situs Patenggeng yang dari pandangan mata sudah tak ada sisa atau ciri pernah terjadi peradaban atau kehidupan lampau, ternyata setelah ditelusuri ada jejaknya," paparnya.

Meski bukan sejarawan, dia dan rekan-rekannya berupaya mencari informasi tentang cara pelestarian Patenggeng.

Salah satunya dimulai dari penataan untuk wisata religi. Mereka membuka dan menata sumber air Pancuran Telaga Emas Sumur Bandung hingga memungut dan mengumpulkan benda-benda yang diduga pecahan benda cagar budaya.

"Ada seorang warga pemilik kebun di lereng bukit Patenggeng yang mengumpulkan benda-benda unik berupa manik-manik dan pecahan lainnya. Dari warga bernama Teh Neti inilah akhirnya kami mendapatkan titik terang,” tandasnya.

Dari benda yang sudah dikumpulkan Neti ini, Komunitas Jejak melaporkan temuannya ke Museum dan Disdikbud Subang Bidang Budaya serta TACB Subang.

"Alhamdulillah, setelah hampir lima tahun saya dan rekan mengupayakan agar Patenggeng mendapat perhatian dan perlindungan dari pemerintah, akhirnya mulai mendapatkan kejelasan,” tuturnya.

Situs Patenggeng pun akan melalui proses rekomendasi perlindungan dan penetapan sebagai situs sejarah yang dilindungi undang-undang (UU) dan Pemkab Subang.

Namun, Nanang menambahkan, langkah Komunitas Jejak tidak akan berhenti di situ. Dia dan rekan-rekannya masih akan terus berkiprah dan bergiat dalam pelestarian dan pengembangan Patenggeng.

“Juga situs-situs lainnya agar identitas Subang terbuka sejarahnya. Kans tempatnya yang dikembangkan sebagai destinasi wisata pun bisa bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Dengan begitu, bisa membantu perekonomian masyarakat,” pungkasnya. (*)

Editor : Maryani

Follow Berita iNews Mataram di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut