get app
inews
Aa Read Next : Kapten Speedboat Terbakar di Gili Trawangan

21 Hari Tanpa Air Bersih, Pelanggan PT. BAL di Gili Trawangan Pakai Air Sumur dan Air Galon

Rabu, 21 Desember 2022 | 12:55 WIB
header img
Suasana Gili Trawangan menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023. Sudah 21 hari kawasan wisata Gili Trawangan tidak teraliri air bersih pascapenutupan operasional PT.BAL. Foto:iNewsMataram.id/Edy Gustan

LOMBOK UTARA,iNewsMataram.id-Lebih kurang 1000 pelanggan air bersih PT. Berkat Air Laut (BAL) masih bertahan dengan mengandalkan air sumur. Terhitung sudah 21 hari mereka tidak lagi memperoleh pasokan air bersih pascapenghentian operasional perusahaan yang bertahun-tahun melayani masyarakat Gili Trawangan itu.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencabut izin operasional PT. Gerbang NTB Emas (GNE) yang bekerja sama dengan PT. BAL dalam menyalurkan air bersih untuk masyarakat Gili Trawangan. Pemerintah NTB menggantinya dengan PDAM Amerta Dayen Gunung dan PT. Tiara Cipta Nirwana (TCN).

Sebagian masyarakat Gili Trawangan saat ini masih bertahan menggunakan air galon untuk kebutuhan memasak dan minum. Mereka terpaksa mengeluarkan kocek Rp80.000 untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama dua hari.

Seperti yang dilakukan Ibu Suryati pemilik warung di Gili Trawangan. Dia membeli air galon isi ulang Rp10 ribu per galon. Itu cukup membantunya menjalankan bisnis warungnya.

"Belum ada uang untuk daftar ulang instalasi air bersih yang baru sebab harganya Rp5 juta. Kalau aliran air yang lama kan sudah ditutup. Padahal kan yang lama pelayanannya nggak ada masalah,"ujarnya kepada wartawan yang mampir di warungnya Rabu (21/12/2022).

Untuk kebutuhan lainnya, dia memanfaatkan air sumur yang rasanya masih asin. Dia tidak tahu cara mengurangi rasa asin dari air sumur tersebut. Sejauh ini Suryati merasa nyaman menggunakan air isi ulang yang diperoleh dari penyedia air isi ulang di kawasan itu.

Suryati masih berupaya mengumpulkan uang untuk dapat menikmati air bersih. Sebelumnya, dia hanya mengeluarkan uang Rp36 ribu per kubik. Tidak perlu lagi pusing memikirkan uang pendaftaran dan biaya lainnya.Lagipula, kondisi saat ini masih dalam proses pemulihan pascagempa bumi dan pandemi Covid-19.

Hal serupa dilakukan Sarah pemilik Bngalow Beac Wind. Sarah sudah terbiasa menggunakan air galon untuk kebutuhan minum dan memasak. Menurutnya, sementara ini penggunaan air galon isi ulang itu jauh lebih irit.

"Kebutuhannya kan masih sebatas untuk sendiri. Lagi pula, kondisi tamu masih sepi begini,"ujar Sarah.

Sebelumnya, Sarah merupakan pelanggan air PT. BAL yang kini sudah tidak beroperasi. Dia masih bertahan menggunakan air galon isi ulang lantaran mengirit pengeluaran. Lagi-lagi alasan mahalnya pemasangan instalasi yang baru menjadi persoalan.

Sarah sudah menjalankan bisnis sejak 1998 di Gili Trawangan. Dia membenarkan jika PT. BAL sudah lama bekerja sama dengan masyarakat. "Wah sudah lama sekali mereka beroperasi. Bahkan sejak pertama saya masuk Gili Trawangan itu sudah ada,"ungkapnya.

Lain halnya dengan H. Zaenuddin penduduk Gili Trawangan yang juga punya bisnis di kawasan itu. Dia menyayangkan sikap pemerintah yang seolah tidak memikirkan nasib rakyat. Di tengah kondisi ekonomi yang "megap-megap" pemerintah dinilai justru memaksakan kehendak dengan mengganti pola pelayanan air bersih di Gili Trawangan. 

Termasuk menaikkan harga per kubik air yang justru dinilai memberatkan masyarakat Gili Trawangan. "Kami nggak tahu lagi mau mengadu ke mana. Masak harus mengadu ke Presiden RI Joko Widodo dengan kondisi kami ini," paparnya.

Menurutnya, kondisi air sumur warga di Gili Trawangan berbeda-beda tergantung letaknya. Ada yang rasanya payau, agak asin, dan asin sekali. Seperti di kawasan Utara di Gili Trawangan.

Zaenuddin memaparkan kondisi air sumur warga di sana sangat asin sehingga warga terpaksa menggunakan air galon.

Dia membenarkan jika ada juga warga dan pengusaha yang terpaksa memasang instalasi baru. Meski harus mengeluarkan cuan yang tidak sedikit. Terutama mereka yang menjalankan bisnis skala besar seperti rumah makan dan perhotelan.

"Masyarakat akhirnya sudah terbelah antara yang pro terhadap pengelola lama dan pengelola baru. Ini ada apa, kok pemerintah tega membiarkan kami seperti ini," paparnya.

Pantauan iNewsMataram.id, suasana Gili Trawangan mulai ramai dengan tamu baik Nusantara maupun Mancanegara. Lagipula, saat ini menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023.

Gili Trawangan dan Gili Meno menjadi salah satu kawasan wisata yang diburu untuk libur akhir tahun. Gili Trawangan dapat ditempuh dalam waktu 25 menit menggunakan publik boat dari Pelabuhan Bangsal di Tanjung, Lombok Utara.

Harga tiket untuk publik boat saat ini Rp22 ribu. Wisatawan juga bisa menggunakan fast boat/speed boat dengan waktu tempuh lebih cepat yakni sekitar 15 menit tentu dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Editor : Edy Gustan

Follow Berita iNews Mataram di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut