Mataram,iNewsmataram.id-Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Dr. Ihsan Hamid menilai kandidat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB harus lebih ekstra bekerja keras memenangkan pemilihan kepala daerah 2024.
Seluruh pasangan calon kepala daerah tidak bisa terlalu berpangku tangan dan mengandalkan mesin partai politik mengingat waktu jelang pemungutan suara semakin dekat.
Ihsan mengatakan partai politik saat ini terkesan hanya sebagai "penjual karcis" untuk melanggengkan pasangan calon bisa menjadi peserta pemilu. Padahal, belum tentu seluruh mesin partai bisa bergerak maksimal terlebih terhadap mereka yang bukan kader partai.
"Akhirnya yang diuntungkan pasangan calon yang punya basis masa jelas dan relawannya sudah bergerak maksimal secara terstruktur dan masif sejak lama. Kalau hanya mengandalkan mesin koalisi parpol ya sudah terlambat, " Ujar Doktor ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah itu kepada iNewsmataram.id Selasa (12/8/2024)
Dia menilai, gerakan relawan yang ditopang oleh "amunisi" kuat dan lebih sering turun menyapa masyarakat justru berpotensi unggul di Pilgub NTB 2024 mendatang.
Lagipula, masyarakat sudah bisa menilai siapa calon pemimpin yang tepat untuk dipilih. Koalisi partai gemuk menurutnya justru mubazir dan belum menjamin dapat memenangkan kontestasi politik saat ini.
Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB berpotensi hanya memperoleh "kendaraan tanpa penumpang". Artinya, hanya memperoleh B1KWK tanpa dukungan maksimal dari parpol tersebut.
"Semua membenarkan memang parpol terkesan semakin pragmatis. Puncaknya ketika rekom hanya sebatas dukungan administrasi. Pasangan calon sulit berharap akan ada usaha all out atau maksimal dalam mendukung secara faktual di lapangan. Makanya semua paslon jangan berharap banyak soal kerja-kerja pemenangnya ke partai tapi harus dilakukan oleh paslon sendiri dan relawan yang sudah dibentuk, " Paparnya.
Ihsan mengatakan justru bakal pasangan calon yang sudah tuntas menerima B1KWK partai politik setidaknya bisa menyiapkan diri menghadapi pemilu.
Walaupun partai yang mengusung kadernya sendiri masih dipertanyakan derajat dukungannya. Tidak hanya itu, sejauh ini yang lebih dominan melakukan manuver politik baik melalui media maupun terjun langsung ke masyarakat adalah calon Gubernur.
Sementara calon wakil gubernurnya terkesan hanya sebagai pelengkap. Apalagi calon wakil gubernur ini tidak berperan apa-apa baik secara finansial maupun basis masa.
Terutama mereka yang saat ini terbentur isu-isu miring dan persoalan hukum. Dengan begitu, energinya malah terkuras untuk menyelesaikan persoalan ketimbang turun menyosialisasikan program dan visi-misinya kepada masyarakat.
"Ya tinggal dinilai saja mana pasangan calon yang masih gelagapan dan gagap menghadapi masalah baik itu mengenai kesiapan parpol pengusung, masalah pribadi, maupun hukum dibandingkan paslon yang sudah siap tempur dan punya basis masa jelas," Tegasnya.
Terkait itu, dia berharap pemilih nantinya lebih cerdas menentukan sikap politiknya. Dia optimistis laju demokrasi di NTB berjalan dengan baik pada pilkada serentak 2024 ini.
"Artinya kan sudah bisa terbaca mana pasangan calon yang sudah siap tempur lahir batin dengan paslon yang masih kalang kabut, " ujarnya.
Editor : Edy Gustan
Artikel Terkait