Angka 1212 dan Kisah Sukses NTB Meraih Penghargaan IGA 2023

Edy Gustan
Pj.Gubernur NTB H.Lalu Gita Ariadi bersama Wali Kota Mataram Dr.H.Mohan Roliskana saat menerima penghargaan Inovative Goverenment Award (IGA) 2023. Foto: Istimewa

Mataram,iNewsmataram.id-Angka 1212 ternyata membawa berkah tersendiri bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat. Angka 1212 yakni tanggal 12/12/2023 merupakan hari di mana NTB meraih penghargaan Inovative Government Award (IGA) 2023. 

Pj Gubernur NTB H.Lalu Gita Ariadi mengatakan, perjalanan meraih sukses itu mirip kisah sukses NTB meraih status tata kelola keuangan Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ).

Dia menceritakan bagaimana awal perjalanan NTB meraih 12 kali WTP berturut-turut. Berawal dari status disclaimer. Berita itu tak ayal seolah menampar petinggi di NTB. Tidak terkecuali gubernur dan wakil gubernur saat itu Dr.TGB.K.H Muhammad Zainul Majdi dan H. Badrul Munir.

"Ada rasa malu saat itu. Semua OPD lantas melakukan evaluasi total di bawah kontrol kuat dari gbernur - wakil Gubernur ( TGB - Badrul Munir ). Hasilnya, dari disclaimer melompat jadi WTP 12 kali berturut-turut," ujar Miq Gita sapaan karibnya Rabu (13/12/2023).

Begitu juga dalam konteks inovasi. Pada 2020 lalu, NTB termasuk kategori kurang inovatif. Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat itu tidak nyaman dan kecewa dengan hasil ini.

Begitu dengan Miq Gita yang baru menjabat Sekda NTB. Dia merasa tertampar. Bagaimana tidak, NTB berada pada peringkat 34 secara nasional.

Bang Zul dan Umi Rahmi saat itu kerap menyoal hal itu dalam setiap rapat pimpinan. Sembari memberi solusi dan inspirasi, Bang Zul dan Umi Rahmi saat itu intens mendorong pimpinan OPD untuk melakukan inovasi dengan melahirkan program-program unggulan mendukung industrialisasi, mahadesa, zeroweste, posyandu keluarga dan lain-lain.

"Kami melakukan evaluasi dan konfirmasi kepada kepala Bappeda yang dibawahnya ada bidang penelitian dan pengembangan yang bertali temali dengan urusan inovasi. Saya pun konfirmasi Kepala Biro Organisasi yang mengawal kegiatan reformasi birokrasi dan pelayanan publik yang punya benang merah dengan hal-hal yang berkait dengan inovasi," tuturnya.

Setelah bergerak cepat, akhirnya menemukan "biang kerok" pada persoalan inovasi. Ternyata ditemukan "human error" kelalaian dan kesalahan dalam koordinasi dan pemenuhan syarat-syarat administrasi.

Meski menerima kenyataan dengan lapang dada, akhirnya semua bertekad berbenah. Ibarat kata from zero to hero. Mereka langsung memperbaiki kesalahan itu.

Terutama saat persiapan mengikuti proses kontestasi IGA 2021. Lahir kelembagaan Badan Riset Daerah (Brida) NTB. Lembaga ini sesuai tupoksinya, kemudian mendapat mandat penuh untuk mengawal proses pengusulan inovasi ke dewan juri IGA di pusat.

Personil bidang Litbang Bappeda bedol desa. Mereka dipindah untuk bergabung ke Brida dan mengawal IGA 2021. Dia mengatakan, bagi pemprov NTB, kesadaran untuk menghadirkan sebuah inovasi sudah berlangsung cukup lama.

Pada periode 2014 - 2017, ada program unggulan yang disebut eNTeBeNOVIK (NTB iNOVasi pelayanan publIK). Suatu kontestasi bagi PNS dan masyarakat umum untuk menciptakan inovasi yang memberikan kemanfaatan bagi organisasi atau masyarakat.

Pemenangnya kemudian ditutorial dan didampingi untuk mengikuti kontestasi inovasi pelayanan publik yang digelar KemenPAN RB.

"Karo Organisasinya saat itu Tri Budi Prayitno," ungkapnya. Sejenak kemudian kegiatan EntebeNOVIK ini nyaris tak terdengar. Padahal EntebeNOVIK masih sangat relevan untuk dilanjutkan.

Bila EntebeNOVIK ini dilanjutkan dan dilengkapi dengan mengadakan Expo Inovasi, positioning NTB dalam kontestasi IGA akan semakin kuat dan kedepannya pasti jadi langganan juara.

Pemprov NTB hanya mengirim tiga inovasi pada 2020. Berada pada peringkat 34 dengan status Kurang Inovatif. Tahun 2021, terkirim 80 inovasi. Berada pada peringkat 2 dengan status Provinsi Terinovatif dan Sangat Inovatif. Tahun 2022, terkirim 129 inovasi, berada pada peringkat 5 dengan status tetap bertahan sebagai Provinsi Terinovatif dan Sangat Inovatif.

Secara statistik dari tahun ke tahun terjadi trend peningkatan jumlah inovasi yang dikirimkan. "Tahun 2023 ini, Pemprov NTB mengirimkan 134 inovasi. 30 inovasi terkait urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 93 inovasi terkait pelayanan publik dan 11 inovasi terkait tata kelola pemerintahan daerah," papar Miq Gita.

Dari 134 inovasi itu, tuju di antaranya merupakan inisiasi kepala daerah. Selebihnya inisiasi ASN 8 inovasi, inisiasi OPD 86 inovasi dan inisiasi masyarakat 33 inovasi. Berdasarkan jenisnya, 44 inovasi bersifat digital seperti NTB Mall dan 90 inovasi bersifat non digital seperti desa wisata.

Dalam proses kontestasi mendapatkan IGA, peserta melewati tahapan penilaian. Mulai tahap penjaringan, pengukuran, presentasi hingga peninjauan lapangan. Inovasi yang dinilai dalam kontestasi IGA ini adalah inovasi yang diimplementasikan setidaknya 3 tahun.

Supaya bisa di ukur dampak dan manfaatnya. Jadi bukan inovasi baru yang hasilnya belum terukur. Inovasi-inovasi baru, merupakan asset untuk mengikuti IGA yang penilaiannya dua atau tiga tahun mendatang.

NTB Mall misalnya merupakan program yang berlangsung tiga tahunan. Inovasinya, bertransaksi dengan sistem pembayaran online dalam bentuk aplikasi android dan IOS. Sudah terintegrasi dengan LKPPRI.

Keberadaan NTB Mall dipayungi dengan Pergub NTB nomor 43 tahun 2020 tentang pemberdayaan UMKM melalui Bela dan Beli produk lokal NTB.

"Alhamdulillah, di ajang IGA 2023, NTB berhasil memboyong 6 penghargaan yaitu : NTB sebagai Provinsi Terinovatif dan Provinsi dengan skor tertinggi Regional IV. Kota Mataram sebagai Kota Terinovatif dan Kota dengan indeks tertinggi untuk regional IV. Kabupaten Lombok Utara masuk kategori sebagai Kabupaten Terinovatif untuk Daerah Tertinggal. Kota Bima meraih predikat sebagai Kota Sangat Inovatif," paparnya bernada gembira.

Sementara provinsi lain kini kian aktif dan progresif mengirimkan inovasinya. Apalagi disertai pemberian stimulan Dana Insentif Daerah dari keberhasilan melakukan inovasi.

Dalam ikhtiar meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan publik, Inovasi adalah sebuah kebutuhan dan keniscayaan. Ketika tuntutan publik bergerak demikian dinamis, lingkungan strategis berubah progresif, sebuah Institusi atau entitas pemerintah daerah memang harus kreatif melahirkan berbagai inovasi guna memenangkan kompetisi yang terus terjadi di setiap ruang dan waktu.

Menurutnya, tidak berinovasi maka tidak akan ada akselerasi dan tak mampu beradaptasi. Bahkan potensial terjadi stagnasi. Organisasi akan mati karena gagal bertransformasi. (*)

Editor : Edy Gustan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network