Art Accross the Equator Memikat Penikmat Seni

LOMBOK BARAT,iNewsmataram.id-RPLAY Lombok mempersembahkan pameran seni bertajuk "Art Across the Equator" dari Lee Kooha (Korea Selatan) dan Wang Arzacky (Indonesia). Pemeran ini sangat memikat para penikmat Seni.
Pameran yang digelar di Space Eum, Batu Layar, dari 18 April hingga 31 Mei 2025 itu semakin hari dipadati pengunjung yang penasaran.
Sebagai pengelola inti dari Space Eum-RPLAY, kedua seniman itu menghadirkan narasi visual yang mencerminkan pertemuan dua latar budaya dan perspektif estetik.
Dalam format monokrom yang tenang dan kuat itu, karya-karya yang dipamerkan mengangkat tema dari masing-masing personal senimannya.
Hubungan lintas geografis antara keduanya merupakan sebuah refleksi bahwa seni dapat menjembatani jarak antardunia melalui bahasa visual yang universal.
Dalam lintasan ini, seni menjadi medium lintas cuaca; membawa angin dari hutan hujan, debur ombak dari selatan, dan panas matahari tropis sebagai energi kreatif.
Karya-karya yang hadir tidak sekadar representasi, tetapi juga resistansi. Tidak sekadar estetik, tetapi juga etik. Art Manager Wang Arzacky mengungkapkan, pameran itu menjadi pertemuan antara lintas belahan bumi.
Dia mengumpamakan bahwa di sini, selatan bukanlah pinggiran, tetapi pusat yang hidup. Khatulistiwa bukan hanya garis, tetapi poros imajinasi.
“Kami ingin membuka ruang percakapan tentang identitas, perbedaan, dan kebersamaan dalam ranah seni kontemporer. Ini bukan hanya pameran, melainkan dialog antar posisi dan pengalaman,” ungkapnya.
Selain itu, para pengunjung yang datang untuk menikmati karya-karya mereka sangat merespons baik pameran tersebut. “Perpaduan antara pendekatan masing-masing karakter seniman Korea dan Indonesia benar-benar terasa harmonis.
Pameran ini mengajak kita merenungkan batas-batas geografis dan budaya secara estetis," ujar Leo, wisatawan sekaligus penikmat seni.
Sementara itu, salah seorang mahasiswi, Yanti, mengungkapkan, ruang galeri diatur dengan sangat rapi dan kontemplatif. "Setiap karya seperti berbicara dalam diam," tandasnya. (*)
Editor : Edy Gustan