MATARAM, iNewsmataram.id-Munculnya foto TGB.K.H Muhammad Zainul Majdi bersama H. Zulkieflimansyah dengan pose 2 jari memicu beragam spekulasi publik. Tidak sedikit yang menafsirkan pose 2 jari itu sebagai bentuk dukungan TGB terhadap calon Gubernur NTB nomor urut 2 Zulkieflimansyah - Suhaili FT.
Jika benar Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) TGB Zainul Majdi mendukung pasangan Zul-Uhel, lantas bagaimana dengan pasangan Rohmi - Firin.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Mataram (UIN) Dr. Agus, M. Si menilai terjadi erosi politik identitas di NTB yang ditunjukkan oleh elit politik. Menurutnya, politik tidak lagi berbasis pada identitas sosial seperti keluarga, kerabat, dan organisasi sosial keagamaan.Tetapi, politik berbasis rasionalitas choice atau pilihan rasional.
"Misalnya ini ditunjukkan oleh TGB yang secara simbolik memberikan sinyal dukungan kepada Zul-Suhaili tidak ke Rohmi yang merupakan keluarga sekaligus NWDI. Kemudian Tuan Guru Bodak secara terbuka memberikan dukungan ke Iqbal-Dinda bukan ke Suhaili yang merupakan adik kandung dan keluarga besar Yatofa,"Ujar Agus kepada iNewsmataram.id Kamis (3/10/2024).
Terkait itu, fenomena rasionalitas choice itu membuka pikiran pemilih pada Pilkada serentak 2024 ini bahwa politik tidak seharusnya disandarkan pada keluarga, kerabat, dan organisasi sosial keagamaan.
Melainkan, disandarkan pada kalkulasi rasional terhadap gagasan para kandidat untuk memimpin pembangunan, politik, dan pemerintah daerah.
"Saya kira ini esensi dari pemilihan kepala daerah langsung," tegasnya. Peneliti Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PuSDeK) UIN Mataram ini mendorong seluruh calon kepala daerah memanfaatkan momentum kampanye sebagai ajang adu gagasan.
Terlebih nanti ada ruang debat publik yang dimediasi oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) NTB. Dia optimistis meningkatnya jumlah pemilih rasional pada pilkada serentak 2024 berdampak pada iklim demokrasi di NTB. Denga begitu diharapkan terpilih pemimpin berintegritas.
Editor : Edy Gustan