MATARAM,, iNewsmataram.id-Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal menghadiri Gaza To Night di depan Taman Budaya Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kota Mataram. Gaza To Night menghadirkan sejumlah musisi, seniman dan menampilkan treatrikal yang menarik simpati masyarakat.
Kegiatan yang digelar oleh Iqbal Creatif Center (IQCC) ini juga menghadirkan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Fikri Rofiul Haq via daring. Dalam sambutannya, Iqbal mengapresiasi kegiatan yang mendukung dan mendoakan perjuangan rakyat Palestina tersebut.
"Kami mengapresiasi gerakan yang terus dilakukan masyarakat Indonesia, khususnya warga Lombok NTB untuk Palestina. Ini merupakan yang pertama kali gerakan pro-Palestina dengan treatrikal dan aksi budaya. Itulah mengapa kegiatan ini berlangsung di depan Taman Budaya NTB," ujar Lalu Muhammad Iqbal di Mataram, Minggu (24/12/2023).
Aksi teatrikal seniman Taman Budaya NTB dalam acara Gaza To Night di Mataram Minggu (24/12/2023) Foto: iNewsmataram.id/Edy Gustan
Dia menceritakan bagaimana situasi terkini di Gaza, Palestina. Menurut dia, masyarakat Palestina sangat membutuhkan bantuan masyarakat Internasional, tidak terkecuali Indonesia.
Selain itu, Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, terus bergerak dan berjuang melalui jalur diplomasi untuk mencari solusi damai untuk Palestina. Bagi Lalu Iqbal, Allah SWT akan mencatat perbuatan baik meski sekecil biji sawi sekalipun. Maka itu, gerakan, doa, dan dukungan masyarakat NTB untuk rakyat Palestina sangat dibutuhkan.
Gerakan serupa juga terjadi di daerah lain di Indonesia, tidak terkecuali di berbagai negara. "Apa yang terjadi di Palestina merupakan persoalan kemanusiaan. Mati bukan kemauan dan pilihan mereka saat ini, tapi itulah yang terjadi. Maka itu, doa dan dukungan kita sangat penting sehingga ada solusi untuk rakyat Palestina," paparnya.
Sementara itu, relawan Mer-C yang masih bertahan di Palestina juga mengabarkan kondisi terkini. Menurut dia, suasana masih mencekam. Bahkan, korban terus berjatuhan dari rakyat sipil Palestina.
Tidak hanya rakyat sipil, tim medis dan jurnalis pun turut menjadi korban dari peristiwa berdarah itu. "Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan doa semua. Alhamdulillah, bantuan terus mengalir untuk masyarakat di sini," ujar Fikri.
Sementara itu, dalam aksi teatrikalnya, Zaeni Mohammad memperagakan bagaimana penderitaan rakyat Palestina. Berbekal kain putih panjang, wayang Petruk, kemek (wadah untuk memasak terbuat dari tanah liat), dan ember berisi air sabun,
Zaeni yang dikenal sebagai tokoh seniman, itu beraksi memukau penonton. Alunan musik diiringi pembacaan syair dan temaram lampu membuat suasana Gaza Night lebih syahdu.
Bersama seorang gadis cantik berpakaian hitam, Zaeni seolah menjalankan ritual. Bahkan, gadis itu memecahkan kemek tersebut. Zaeni memungut satu persatu pecahan kemek itu.
"Saya menyebutnya sebagai menyucikan Indonesia. Itulah mengapa ada gerakan mencuci dua kain berwarna merah dan putih. Adapun kemek itu merupakan simbol kehidupan karena di dalamnya terolah sumber kehidupan kita," ujarnya.
Adapun keberadaan seorang dalam atraksi teatrikal itu dinilai sebagai simbol kesucian. Atraksi treatrikal itu mengandung pesan bahwa persoalan yang terjadi di Gaza, Palestina, juga sejatinya kerap terjadi di Indonesia.
Di akhir atraksinya, Zaeni mengibarkan bendera merah putih yang disambut pekikan padamu negeri oleh sang gadis. Adapun bendera Palestina pun diserahkan langsung kepada Lalu Muhammad Iqbal.
"Persoalan itu tanpa kita sadari juga terjadi di sekiling kita. Contohnya saja stunting, gizi buruk, aksi kekerasan, pembunuhan, dan sebagainya. Itulah perlunya kita introspeksi diri dan menjalankan ritual menyucikan Indonesia," paparnya.
Aksi Gaza To Night menarik perhatian masyarakat Kota Mataram. Tidak sedikit dari mereka yang menonton dan ikut mendukung kegiatan itu.
Editor : Edy Gustan