BOYOLALI, iNewsMataram.id-Salah satu produk teknologi AI yang sudah kita rasakan adalah Chat GPT.
Sebuah kecerdasan buatan yang diluncurkan pada 2022 yang memanfaatkan format percakapan.
Chat GPT dapat dikatakan sebagai Chatbot berbasis machine learning yang digunakan untuk menyelesaikan tugas seputar pekerjaan (coding, rumus excel), pendidikan (essay, matematika, makalah, dan juga bisa membuat jokes (hal receh).
Chat GPT sangat responsif dan memiliki kecepatan penyelesaian tugas yang tinggi. Lebih efisien dan cocok digunakan ketika urgent.
Namun, jangan langsung percaya dengan jawaban yang diberikan Chat GPT. Kredibilitas dan keabsahan jawaban Chat GPT tidak sepenuhnya valid karena jawaban yang muncul sesuai data yang diinput sebelumnya oleh manusia.
Dampak paling nyata dari adanya Chat GPT adalah terancamnya karier penulis.
Dengan adanya Chat GPT, siapa pun bisa menjadi penulis. Mereka mampu menulis apa pun sesuai minat yang ditekuni.
Memang saat ini, kredibilitas dan keabsahan jawaban Chat GPT masih dipertanyakan. Namun, siapa yang tahu? Mungkin saja pada masa mendatang, tingkat kredibilitas Chat GPT semakin meningkat.
Teknologi AI semakin canggih. Akhirnya, karier penulis lama-kelamaan akan hilang, digantikan dengan munculnya penulis baru yang entah kualitasnya dapat diragukan.
Selain itu, kita juga akan semakin sulit membedakan mana yang benar-benar penulis dan mana yang gadungan.
Secara tidak langsung, AI memang sengaja diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Ataukah, memang manusia yang kadung malas untuk melakukan pekerjaan?
Pertanyaan ini muncul seiring dengan semakin berkembangnya sistem AI. Kadang, pola pikir manusia, yang menginginkan segala sesuatu secara praktis, menjadi peluang untuk para manusia berintelektual tinggi.
Mereka semakin berusaha untuk mengaplikasikan AI dalam berbagai sektor kehidupan.
Sistem AI sangat menguntungkan bagi kalangan elite jika semakin dikembangkan. Justru sebaliknya, AI menjadi ancaman bagi manusia kalangan menengah ke bawah yang menggantungkan pekerjaan dari kalangan elite.
Jika manusia sudah tidak dibutuhkan lagi perannya, akankah manusia akan kehilangan fitrahnya? (bersambung)
Editor : Maryani