JAKARTA, iNewsMataram.id-Siapa bilang perempuan tidak bisa berkarya dan mewujudkan impiannya satu demi satu?
Dari Bumi Khatulistiwa, perempuan cantik ini justru semakin bersinar menapaki dunia perfilman Indonesia.
Santy Diliana mulai tertarik dan mencintai dunia literasi karena dia tumbuh bersama dongeng-dongeng dari almarhum sang ayah tercinta.
“Saya jadi suka baca, nulis, nonton. Pokoknya suka dengan segala hal yang berbau 'cerita'. Sayangnya, Bapak sudah keburu menghadap Illahi dan belum sempat melihat karya-karya saya,” ujarnya.
Drama seri. Foto: Istimewa
Ibu muda dua orang putri ini masih punya impian yang belum terwujud. Namun, dia tetap memilih fokus berproses dan bersyukur dengan apa yang Allah beri selama ini.
Pencapaiannya saat ini juga tak lepas dari dukungan orang-orang terkasih, terutama suami dan sang ibu. Kedua putri cantiknya juga memberi semangat dengan penuh kasih sayang.
“Suami saya mendukung penuh karier menulis saya selama ini. Mendorong saya mewujudkan impian saya dan membuat semangat saya lebih terpacu. Sementara itu, Mama membantu menjaga anak-anak saat saya harus bolak-balik ke Jakarta,” tuturnya.
Wanita lulusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponogoro, ini juga masih aktif di salah satu komunitas menulis Forsen sejak 2017 lalu.
Berawal dari komunitas Forsenlah, Santy belajar banyak tentang dunia literasi, yang akhirnya sekarang mantap memilih sebagai penulis skenario film.
Drama seri. Foto: Istimewa
“Saya belajar menulis skrip dari workshop penulisan skenarionya Pak Imam Salimy. Beliau sempat jadi mentor tamu di grup Forsen. Dari workshop tersebut, akhirnya saya bisa gabung dengan PH Sinemaku Pictures,” paparnya.
Saat ini, Santy Diliana sudah membuat tiga karya film seri yang tayang di layanan media over-the-top (OTT), yang ditawarkan langsung kepada penonton melalui internet.
Ketiga film seri perempuan kelahiran Dili, 35 tahun, produksi PH Sinemaku Pictures ini, yaitu Hari ini Kenapa, Naira? dan Dear Stranger yang sudah tayang serta Cinta Dua Masa, yang tayang hari ini, Jumat (14/07/2023).
Pembuatan skenario yang Santy tulis berawal dari ide yang tiba-tiba muncul, kemudian dia tulis sebagai catatan. Tulisan itu diubah menjadi premis dan sinopsis, yang diajukan kepada tim kreatif dan produser.
Drama seri. Foto: Istimewa
“Karena saya gabung dengan PH Sinemaku Pictures, premis dan sinopsis diajukan dulu kepada tim kreatif dan produser. Baru setelah fix semua, kami ajukan ke OTT dan lanjut penulisan skenario,” tandasnya.
Santy berharap film Indonesia, drama seri, dan tayangan-tayangan Indonesia semakin baik dan berkembang.
“Saya harap semakin baik dan berkembang. Penontonnya juga lebih bijaksana dan mendukung film Indonesia. Salah satunya tidak menonton bajakan,” pungkasnya. (*)
Editor : Maryani