Lombok Timur,iNewsmataram.id-Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Dr.TGB,KH Muhammad Zainul Majdi, (MA) menyoroti fenomena aksi keganasan yang dilakukan anak muda saat ini.
Menurut Ketua Harian Nasional Partai Perindo itu, fenomena keganasan anak muda itu bisa didasari banyak faktor. Sikap kasar anak bisa disebabkan oleh kurang perhatian orang tua atau kurang asuhan orang tua.
"Anak itu menjadi kasar karena kurang diasuh orang tuanya. Kasar karena orang tuanya suka mengucapkan kata kasar, anak melihat orang tuanya kasar, psikologi ," ujar TGB saat berbicara pada acara halal bi halal civitas akademika Institute Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NWDI Pancor, Lombok Timur Kamis (27/4/2024).
Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Dr.TGB.K.H Muhammad Zainul Majdi di tengah ribuan santri di Pancor Lombok Timur Kamis (27/4/2023) Foto: IAIH Hamzanwadi/Istimewa
Fenomone keganasan pemuda menurut TGB itu, merujuk pada kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satrio putra Kabag Umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan terhadap putra pengurus GP Ansor bernama David.
Kasus itu menghebohkan seantero Indonesia lantara korban dianiaya hingga koma. "Ada fenomena anak muda ganas-ganas. Penganiayaan demi penganiayaan," kata Rektor IAIH NWDI itu.
Ironisnya, kasus penganiayaan Mario Dandy itu dipicu aduan perempuan. Tidak kalah mengejutkan, kasus penganiayaan pemuda terhadap orang lain kembali terjadi.
Aksi keganasan ini justru disaksikan langsung oleh bapaknya yang merupakan perwira polisi. "Ini semakin aneh, anaknya menyiksa orang, bapaknya justru menonton. Ada orang mau menghentikan dihalangi. Bapaknya menonton dan memberikan motivasi," ungkapnya bernada heran.
Doktor Ahli Tafsir Alquran ini melanjutkan, kejadian tersebut dapat diterjemahkan sebagai orang yang dapat diobservasi. Menurutnya, dalam ilmu psikologi sekuler, perilaku didiagnosa sebatas materi.
TGB melanjutkan, bila merujuk yang disampaikan oleh Syeikh Abdul Qadir Al- Jailani,penyakit kehidupan masuk dari tiga perkara. Pertama dari tabiat yang rusak, kedua, kebiasaan yang ditetapkan, dan ketiga, pertemanan yang buruk.
Tabiat yang rusak itu, kata TGB bisa karena makanan yang haram. "Psikologi barat tak menyampaikan hal ini, dalam Islam aspek ini kuat," bebernya.
Editor : Edy Gustan