LOMBOK BARAT, iNewsMataram.id-Menjelang Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) Provinsi dan Nasional, Kecamatan Narmada melakukan STQ tingkat kecamatan di Desa Pakuan, mulai Minggu (18/09/2022) hingga Rabu (21/09/2022).
Dana anggaran kegiatan STQ diperoleh dari dana gotong royong atau urunan dari masing-masing desa di wilayah Kecamatan Narmada. Dana tersebut tergolong minim untuk rangkaian acara sebesar STQ.
Padahal, Kecamatan Narmada termasuk wilayah yang memiliki perusahaan-perusahaan besar di NTB. Di antara perusahaan-perusahaan itu, yakni stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), perusahaan air minum kemasan, dan diler yang omzetnya tidak sedikit.
Kecamatan Narmada pun berinisiatif membuat proposal pengajuan dana untuk anggaran STQ kepada perusahaan-perusahaan besar tersebut. Hal itu dilakukan agar pelaksanaan STQ berjalan lancar.
Namun, sangat disayangkan, perusahaan-perusahaan itu minim respons dan seolah tak mendukung acara STQ, yang dilakukan setiap dua tahun sekali tersebut.
Camat Narmada M. Busyairi pun geram dengan kelakuan perusahaan-perusahaan di wilayahnya. Meskipun sumbangan tersebut tidak mengikat, ia menyayangkan respons perusahaan yang beromzet tidak sedikit itu.
“Partisipasi perusahaan-perusahaan besar itu sangat minim. Masa, perusahaan mereka hanya menyumbang Rp200.000. Kami rasa, dengan omzet yang ada, mereka bisa menyumbang lebih dari itu,” ujar Busyairi.
Dia menambahkan, selain sebagai syiar agama, kegiatan ini juga dalam rangka menjaring bibit-bibit potensial yang nantinya akan mewakili Narmada.
Namun, dia menilai perusahaan-perusahaan ini tidak butuh desa dan kecamatan. Bahkan, mereka seolah tidak menganggap keberadaan desa atau kecamatan di wilayah mereka mendirikan perusahaan.
Padahal, tidak ada satu desa pun atau kecamatan yang mempersulit mereka dalam mengurus keperluan perusahaan. Bahkan, sekarang semua pelayanan gratis dan cepat.
Busyairi pun mempertanyakan corporate social responsibility (CSR) perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap lingkungan mereka atau sosial.
“Kami mempertanyakan arah CSR perusahaan-perusahaan ini. Selama ini dibawa ke mana? Jangan sampai, mereka berusaha di wilayah Narmada, tetapi CSR-nya lebih besar ke wilayah yang jauh. Bukan untuk masyarakat sekitar,” tandasnya. (*)
Editor : Maryani