LOMBOK TENGAH, Mataram.iNews.id-Kawasan wisata Lancing, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) berpotensi menjadi tempat pelaksanaan kejuaraan paralayang dunia. Ketua Komite Penilai Lomba Paralayang (KPLP) Thomas Sabarudin mengatakan hal itu saat ditemui di sela gelaran Kejuaraan Daerah (Kejurda) Paralayang di Lancing, Lombok Tengah Minggu (24/7).
Thomas merupakan salah satu penentu atau anggota tim survei lokasi pelaksanaan kejuaraan paralayang di Indonesia. Thomas berada di Lombok Tengah sebagai juri Kejurda Sky Lancing yang diikuti 86 peserta di NTB.
Menurutnya, keberadaan Lancing di Lombok Tengah sangat memadai dan bagus sebagai tempat pelaksanaan kejuaraaan paralayang dunia. Dia takjub setelah melihat lokasi Lancing yang berada tidak jauh dari Sirkuit MotoGP Mandalika. "Saya optimistis Lancing ini bisa menjadi tempat pelaksanaan event kejuaraan paralayang dunia," ujar Thomas kepada Mataram.iNews.id.
Sarana prasarana untuk pelaksanaan kejuaraan dunia itu dinilai sangat memadai. Tidak saja dari sisi transportasi, akomodasi, bahkan dari sisi lokasi paralayang sudah memenuhi syarat.
Terkait itu, pihaknya akan mengusulkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) organisasi paralayang Indonesia pada akhir tahun 2022 mendatang. "Nanti saat bidding di rakernas akan saya sampaikan agar Lancing menjadi lokasi pelaksanaan kejuaraan paralayang dunia," ujarnya.
Kejuaraan paralayang dunia ini menurut Thomas akan digelar 2023 mendatang. Namun, tergantung bagaimana kesiapan panitia di NTB untuk menghadapi event itu.
Dalam kejuaraan paralayang tingkat dunia ini terdir atas dua katagori. Katagori satu adalah antar negara dan katagori dua yakni katagori ranking dunia. Artinya, orang yang menang dalam kejuaraan paralayang dunia nantinya meraih ranking dunia.
Thomas menegaskan akan berupaya semaksimal mungkin agar Lancing menjadi tempat pelaksanaan kejuaraan dunia. "Saya sendiri sebagai salah satu penentu di mana lokasi kejuaraan paralayang bisa diselenggarakan menyatakan bahwa di Lancing ini sangat bisa," paparnya.
Dengan pelaksanaan event paralayang dunia itu pastinya akan menarik minat atlet maupun pecinta paralayang di eropa. Bahkan, di level asia, beberapa negara seperti Philipina, Nepal, dan India pasti akan mengirimkan wakilnya.
Salah satu keunggulan yang dimiliki Lancing dan jarang dimiliki tempat lain adalah fasilitas parkir kendaraan di lokasi takeoff. Hal itu dinilai sangat luar biasa dan akan dilirik banyak penggemar olahraga paralayang.
Thomas mengatakan, dalam kejuaraan paralayang terdiri atas beberapa katagori yakni katagori akurasi atau ketepatan mendarat. Siapa yang lebih dulu sampai pada titik yang sudah ditentukan keluar sebagai pemenang.
Selanjutnya, katagori costcountry. Katagori ini terbagi dua yakni jarak terbang terbatas dan jarak terbuka. Yang jarak terbatas yakni dilakukan seperti maraton harus melalui pos satu, dua, tiga, hingga pos lima. Yang paling cepat dialah yang menang. Adapun jarak terbuka diikuti oleh semua peserta dan yang jaraknya paling jauh yang menang. Dalam perlombaan jarak terbuka ini, seluruh peserta dilengkapi GPS. Nantinya, tim juri juga menggunakan alat kontrol yang fungsinya bisa mengetahui keberadaan peserta. Ada juga katagori tandem.
Thomas mengatakan untuk kawasan Lancing bisa menggelar beberapa katagori kecuali katagori jarak terbuka. Sebab, pihaknya harus mempelajari kawasan Lombok secara keseluruhan. Termasuk mempelajari cuaca dan kecepatan angin. Sebab, olahraga paralayang ini tidak boleh lebih dari keceoatan angin 20 knot. "Tapi secara keseluruha saya yakin kejuaraan dunia bisa terlaksana di Lancing ini,"ungkapnya.
Selain bisa menorehkan prestasi, paralayang dinilai akan mendatangkan keuntungan sendiri bagi daerah. Sektor pariwisata bisa maju, sektor ekonomi pun akan bergerak.
Terkait itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan Lancing, Lombok Tengah, NTB sebagai tempat pelaksanaan kejuaraan paralayang dunia.
Editor : Edy Gustan