MATARAM, iNews.id – Kasus BRB (22) mahasiswi yang terjerat kasus aborsi di kos di Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, terus didalami polisi.
Perkembangan terbaru diketahui hasil forensik mencatat, janin mati karena bahan kimia.
Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa mengatakan, berdasarkan hasil keterangan Tim Forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara yang didapat, diketahui janin berusia lima bulan.
Janin meninggal diduga karena hipoksia atau kekurangan kadar oksigen dalam kandungan.
“Penyebab hipoksia itu bisa karena penyakit bawaan atau pengaruh bahan kimia,” kata Kadek Adi, dikutip dari portal resmi Polda NTB, Rabu (23/6/2022).
Menurut hasil autopsi, janin yang keluar dalam keadaan meninggal dunia itu tidak memiliki penyakit bawaan. Sehingga untuk sementara ini pihaknya menduga bahwa janin tersebut meninggal dikarenakan pengaruh bahan kimia dari obat yang dikonsumsi terduga.
“Sudah minum obat ini juga diakui oleh terduga saat dimintai keterangan,” katanya.
Dikatakan, bayi yang berusia lima bulan tersebut masih belum siap untuk dilahirkan. Terkait motif terduga yang memaksa melahirkan bayinya tersebut, saat ini masih dilakukan pemeriksaan.
“Masih kami dalami. Apakah ada pengaruh dari orang lain juga masih kami lakukan pendalaman,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya belum mendapat petunjuk yang mengarah kepada apakah ada pihak lain yang meminta terduga untuk melakukan tindakan dugaan aborsi tersebut.
Sehingga, saat ini masih dilakukan pendalaman, baik memintai keterangan dari terduga maupun saksi lainnya Termasuk juga adanya dugaan keterlibatan salah seoarang laki-laki yang disebutkan terduga adalah suami sahnya dalam hukum adat tempat tinggalnya.
Berdasarkan keterangan terduga, sebelum kejadian dugaan aborsi ini, terduga dengan lelaki tersebut sempat terlibat cekcok.
“Pasangannya ini masih kami lakukan pencarian untuk dimintai keterangan,” katanya. Saat ini, kondisi terduga BRB berangsur membaik. Dia beristirahat di ruangan khusus di Unit PPA Polresta Mataram.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta